Telegram, aplikasi chatting yang pasti kalian semua kenal, ternyata punya dana digital assets senilai $400 juta! Fakta ini muncul dari laporan keuangan mereka di tahun 2023. Raksasa Crypto di Balik Layar Telegram Ternyata Telegram nggak cuma jadi platform chatting biasa. Mereka udah mulai terjun serius di dunia crypto. Menurut laporan, aplikasi ini punya sekitar empat juta pengguna premium di akhir tahun 2023. Sekarang, angkanya udah naik jadi lebih dari lima juta pengguna premium. Tapi, di balik kesuksesan ini, Telegram masih harus berjuang keras secara finansial. Di tahun 2023, mereka melaporkan kerugian operasional sebesar $108 juta. Meskipun begitu, mereka berhasil meraup pendapatan hingga $342,5 juta. Nah, dari pendapatan ini, sekitar 40%-nya datang dari aktivitas yang terkait dengan aset digital, kayak “integrated wallet” and “sale of collectibles." Buat yang belum tahu, dompet terintegrasi ini adalah program software yang memungkinkan pengguna buat menyimpan, mengirim, menerima, dan memperdagangkan aset crypto. Jadi, Telegram nggak main-main dalam hal ini, mereka benar-benar menyediakan layanan yang canggih untuk para penggunanya. Selain itu, Telegram juga punya bisnis penjualan koleksi digital, mulai dari username keren sampai nomor telepon virtual. Mereka juga fasilitasi transaksi antar pengguna buat jual-beli koleksi ini, dan tentu aja, Telegram dapat fee dari setiap transaksi yang terjadi. Jadi, kalau kalian pernah beli username kece di Telegram, tahu kan sekarang siapa yang dapet untungnya? India, Raja Download Telegram Menurut data dari Statista, India jadi negara dengan jumlah download Telegram terbesar di tahun 2023, dengan 83,85 juta pengguna. Di posisi ketiga ada Amerika Serikat dengan 29,92 juta download. Wah, nggak heran kalau Telegram bisa sebesar ini dengan pengguna dari berbagai belahan dunia! Drama Penangkapan Pavel Durov Sayangnya, di tengah kesuksesan ini, ada drama besar yang terjadi. CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap saat pesawatnya mendarat di bandara Le Bourget, di luar Paris, pada 24 Agustus. Kabarnya, Durov menghadapi berbagai tuduhan serius, mulai dari terorisme, perdagangan ilegal, konspirasi, hingga pencucian uang. Wow, berat banget, ya! Penangkapan ini ternyata memicu reaksi besar di pasar crypto. Toncoin (TON), koin asli dari The Open Network yang awalnya dikembangkan oleh Telegram, mengalami penurunan harga drastis setelah berita penangkapan Durov tersebar. Dalam seminggu terakhir, harganya turun lebih dari 21%, dari sekitar $6,70 menjadi $5,30. Kapitalisasi pasarnya juga ikut anjlok hampir 2% jadi $13,42 miliar. Harapan untuk Rebound Meski harganya turun, beberapa analis percaya kalau TON bisa bangkit lagi. Kalau pasar ngeliat penangkapan ini sebagai insiden terisolasi yang nggak merusak ekosistem Toncoin secara keseluruhan, ada kemungkinan besar kalau trader bakal ngeliat ini sebagai kesempatan buat beli di saat panik. Jadi, gimana nih, Blockheads? Apakah kalian bakal ngikutin arus pasar dan nyari peluang di tengah drama ini? Atau kalian lebih milih wait and see dulu? Yang jelas, dunia crypto emang selalu penuh kejutan! Tetap stay tuned ya buat update terbaru dari Telegram dan dunia crypto!
Daftar Artikel - Blog
-
81
-
Halo, Blockheads! Ada drama besar nih antara Elon Musk dan pemerintah Brasil. Kali ini, bukan soal roket atau mobil listrik, tapi soal platform media sosial kesayangan kita semua (eh ga semua deh, kesayangan mimin), yaitu twitter alias X. Jadi ceritanya, seorang hakim Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, memerintahkan buat nge-suspend X di Brasil karena Musk nggak mau menunjuk perwakilan hukum untuk perusahaan tersebut. Siapa Sebenarnya Hakim Moraes? Hakim Alexandre de Moraes ini emang udah lama banget investigasi soal penyebaran disinformasi, terutama pas masa pemerintahan mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Katanya, disinformasi ini banyak beredar di media sosial, termasuk di X. Nah, Moraes nggak main-main, dia serius banget mau menghentikan penyebaran berita palsu ini. Karena itu, dia minta Elon Musk buat nunjuk perwakilan hukum di Brasil, biar lebih gampang koordinasi dan ngejaga platform tetap bersih dari konten-konten yang nggak bener. Tapi si Musk? Dia malah bilang "tidak" dengan tegas. Bahkan, tim Global Government Affairs dari X bilang kalau mereka nggak bakal patuh sama perintah Moraes yang mereka sebut "ilegal" untuk nge-censor lawan politiknya. Musk vs. Moraes: Siapa yang Menang? Musk nggak cuma diem aja, Blockheads. Dia sampai bilang di beberapa postingannya kalau Hakim Moraes itu "jahat" dan "diktator" karena diduga melakukan sensor politik yang ilegal. Moraes udah lama ngincer X gara-gara platform ini dianggap membiarkan dan mempromosikan disinformasi terkait Bolsonaro. Dan sekarang, Moraes serius nih, dia beneran mau nge-suspend X di seluruh Brasil. Tapi yang bikin bingung, meski Moraes udah kasih ultimatum sampai 29 Agustus, pengguna X di Brasil ternyata masih bisa akses platform itu. Jadi, langkah apa yang bakal diambil Elon Musk dan X selanjutnya? Apakah mereka bakal tetap bandel dan ngelawan, atau akhirnya tunduk sama perintah Hakim Moraes? Dampak ke Pengguna X di Brasil Nah, buat kalian yang belum tahu, menurut data dari Statista, ada lebih dari 20 juta orang di Brasil yang pake X. Dengan total penduduk sekitar 217 juta, itu berarti cukup banyak yang bakal kena dampak kalau platform ini beneran di-suspend. Bisa dibayangin kan, gimana hebohnya dunia maya di sana kalau X tiba-tiba nggak bisa diakses lagi? Belum lagi, ini bukan masalah kecil buat Elon Musk. Selain X, perusahaan satelitnya, Starlink, juga kena imbas. Kabarnya, pada 29 Agustus, Moraes juga memerintahkan buat nge-freeze keuangan Starlink di Brasil. Wah, serangan bertubi-tubi nih buat Musk! Apa Selanjutnya? Apakah Musk bakal tetep keras kepala, atau dia akhirnya bakal ngerubah sikapnya? Kalau dilihat dari rekam jejaknya, Musk nggak gampang menyerah sih. Tapi kita lihat aja gimana kelanjutannya. Yang pasti, pengguna X di Brasil lagi harap-harap cemas nungguin apakah mereka bakal tetap bisa nge-tweet atau harus cari platform lain buat curhat. Gimana menurut kalian, Blockheads? Apakah Elon Musk beneran berani melawan keputusan hukum di Brasil, atau akhirnya dia bakal tunduk? Kita tunggu update selanjutnya ya! Tetap stay tuned dan jangan sampai ketinggalan berita terkini.
77 -
Stablecoin PayPal yang dijuluki PYUSD baru aja ngelewatin titik penting, gengs. Kapitalisasi pasarnya udah tembus 1 MILIAR DOLAR AS Buat yang masih awam, stablecoin tuh kayak uang digital yang nilainya dipatokin sama mata uang asli, kayak dolar AS misalnya. Jadi, 1 PYUSD nilainya selalu sama kayak 1 dolar AS. Nah, stablecoin PYUSD ini diterbitin bareng sama Paxos Trust Company, yang udah diawasi ketat sama regulator di Amerika. Emang sih, PYUSD masih 'bayi' dibandingin seniornya kayak Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) yang kapitalisasi pasarnya udah ratusan miliar dolar. Tapi, pencapaian 1 miliar dolar ini tetep patut dirayain, blockheads! Apalagi PYUSD baru diluncurin tahun 2023 kemarin. PayPal nggak tinggal diam dong buat ngegedein PYUSD. Mereka ngeluarin berbagai jurus, kayak ngasih reward buat yang nyimpen PYUSD di Anchorage Digital, trus ngeluncurin PYUSD di blockchain Solana biar makin banyak yang bisa pake. PayPal juga gandengan sama MoonPay biar kita bisa beli kripto pake akun PayPal. Nah, persaingan di dunia stablecoin ini emang ketat. Pesaing kayak USDC dari Circle juga ngasih bunga menarik buat yang nyimpen koin mereka. Tapi, langkah-langkah PayPal ini nunjukin mereka serius ngebangun ekosistem PYUSD. Jadi, blockheads, menurut kalian gimana masa depan PYUSD? Bakal bisa ngejar seniornya atau malah stagnan? Pantau terus perkembangannya, ya!
97 -
Halo, Blockheads! Ada berita yang bikin geger dari dunia tech, khususnya dari si bos besar Meta, Mark Zuckerberg. Jadi, Zuckerberg baru-baru ini ngaku kalau dia menyesal karena Meta, alias Facebook, tunduk sama tekanan dari pemerintah AS buat nge-censor konten terkait COVID-19. Jadi gini, ceritanya si Zuckerberg nulis surat pada 26 Agustus ke Jim Jordan, Ketua Komite Kehakiman DPR AS. Dalam surat itu, dia ngejelasin gimana pemerintahan Biden beberapa kali “menekan” Facebook buat nge-censor informasi tertentu soal COVID-19. Bukan cuma informasi serius, tapi juga humor dan satire! Bayangin aja, Blockheads, candaan pun nggak luput dari sensor! Zuckerberg bilang kalau pada akhirnya, tim Meta yang bikin keputusan buat nge-censor konten-konten itu. Tapi sekarang, dengan semua informasi yang baru dan pengetahuan lebih dalam, dia mengaku kalau beberapa keputusan yang mereka ambil saat itu nggak akan dilakukan lagi. Dia tegasin, “Saya percaya tekanan dari pemerintah itu salah, dan saya menyesal karena kita nggak lebih vokal menentangnya.” Penyesalan Zuckerberg Yup, Blockheads, Zuckerberg juga bilang kalau dia khawatir soal standar konten mereka yang dikompromikan gara-gara tekanan pemerintah, dan itu nggak seharusnya terjadi, nggak peduli dari pihak mana pun tekanannya. Menariknya, ini bukan pertama kalinya Zuck mengungkapkan penyesalannya. Dia juga ngaku nyesel karena dulu sempat ngurangi eksposur cerita tentang disinformasi Rusia dan laptop Hunter Biden pada tahun 2020, sambil nunggu hasil dari para fact-checker. Waktu itu, Facebook emang jadi sorotan gara-gara censoring konten, dan Zuckerberg bilang sekarang kebijakan udah diubah supaya kejadian serupa nggak terulang lagi. Surat Zuckerberg ini langsung nyebar cepat di media sosial, terutama di X (dulunya Twitter). Banyak orang yang punya pandangan serupa soal kebebasan bicara langsung nimbrung, termasuk Gabor Gubacs, Direktur Strategi Aset Digital di VanEck. Dia bilang senang karena Zuckerberg akhirnya ngomong blak-blakan soal ini. “Setiap pejabat yang secara ilegal menekan perusahaan media untuk menyensor pengguna mereka harus disebutkan namanya, diselidiki, dan diadili di pengadilan." "Orang-orang sudah muak. Pemerintah tidak mengendalikan ucapan. Bumi bukanlah penjara dan mereka bukanlah sipir kita,” imbuhnya. Mike Lee, Senator AS dari Utah, juga ikut nimbrung dengan bilang, “Siapa yang berharap penyesalan Mark Zuckerberg ini datang sebelum kerusakan terjadi, bukan beberapa tahun kemudian?” Charlie Kirk, pendiri dan CEO Turning Point USA, dengan pengikut 3.3 juta di X, bilang kalau kita harus dukung para pemimpin industri Amerika buat melakukan hal yang benar. Dia nambahin kalau meski wajar buat nggak percaya 100%, dia bakal senang banget kalau lihat Zuckerberg akhirnya muncul sebagai juara kebebasan bicara. Elon Musk Kasih Tanggapan Dan pastinya, nggak ketinggalan, Elon Musk, yang selalu punya komentar soal apapun, ikut kasih reaksi. Dia bilang kalau platform media sosialnya, X, benar-benar dirancang buat mendukung semua sudut pandang, selama masih dalam batas hukum negara-negara. Dia juga bilang kalau pengakuan Zuckerberg ini adalah “langkah ke arah yang benar.” Jadi, gimana nih, Blockheads? Ternyata si bos besar Meta ini akhirnya mengakui kesalahan dan penyesalannya setelah tekanan pemerintah bikin mereka censor banyak konten selama pandemi. Pertanyaannya sekarang, apakah ini cuma pengakuan telat, atau tanda kalau Zuckerberg bakal lebih proaktif melindungi kebebasan bicara di masa depan? Kita semua tentu berharap hal kayak gini nggak terulang lagi. Buat sekarang, mari kita liat apakah Zuckerberg benar-benar akan jadi pahlawan kebebasan bicara, atau cuma omong kosong belaka. Tetap pantengin berita selanjutnya, Blockheads!
72 -
Hai Blockheads! Ada update terbaru nih soal penangkapan Pavel Durov, CEO Telegram. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru aja ngeluarin pernyataan yang bilang kalau penangkapan Durov bukan terkait politik. Macron bilang, penangkapan Durov di bandara Le Bourget pada 24 Agustus lalu adalah bagian dari investigasi hukum yang sedang berjalan. Pernyataannya ini muncul sebagai tanggapan atas informasi palsu yang beredar di media sosial tentang dugaan pelanggaran kebebasan berbicara. Sejak Durov ditangkap, banyak spekulasi tentang tuduhan apa yang bakal dia hadapi. Telegram sendiri udah ngeluarin pernyataan dukungan buat Durov dan berharap masalah ini cepet selesai. Durov Masih Ditahan Sampai sekarang, Durov masih ditahan di Prancis. Meskipun belum ada detail tentang tuduhannya, penangkapan ini udah bikin banyak orang ngamuk. Elon Musk, misalnya, udah minta Durov dibebaskan. Nah, gimana menurut Blockheads? Apa kalian percaya sama pernyataan Macron? Atau kalian curiga ada motif politik di balik penangkapan Durov?
52 -
Hey Blockheads! Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, ditangkap di Prancis pada 24 Agustus. Gimana bisa? Yuk, kita bahas detailnya! Ceritanya, Durov lagi asyik-asyiknya terbang dengan jet pribadinya dari Azerbaijan, terus mendarat di Bandara Le Bourget, utara Paris. Eh, nggak taunya begitu mendarat, langsung dicegat sama pihak berwenang Prancis. Menurut Le Monde dan beberapa media Prancis lainnya, penangkapan ini terkait surat perintah pencarian yang menargetkan dugaan pelanggaran platform Telegram. Kabarnya, sih, surat perintah ini datang dari L’Office Mineurs (OFMIN), agensi yang ngurusin kejahatan terhadap anak di bawah umur. OFMIN lagi ngelakuin penyelidikan awal soal Telegram, dan dugaan pelanggarannya nggak main-main, mulai dari penipuan, perdagangan narkoba, cyberbullying, hingga kejahatan terorganisir. Katanya, sih, ini semua gara-gara Telegram dianggap kurang melakukan moderasi konten. Ngomong-ngomong soal Telegram, pasti banyak dari kalian yang bertanya-tanya, "Gimana nasib Telegram setelah bosnya ditangkap?" Tenang aja, Blockheads, The Open Network (TON), protokol blockchain pihak ketiga yang terintegrasi dengan Telegram, kabarnya masih jalan normal setelah Durov ditangkap. Malah, komunitas TON solid banget dan nunjukin dukungan penuh buat Durov di masa-masa sulit ini. Di akun X resmi TON, mereka bilang, “Sebagai komunitas yang berkomitmen pada kebebasan berbicara dan desentralisasi, kami berdiri teguh di samping Pavel selama masa sulit ini.” Telegram sendiri belum kasih komentar resmi soal penangkapan ini. Masih ada tanda tanya besar nih, Blockheads, apakah Telegram harus nyerahin data penggunanya ke pihak berwenang Prancis atau nggak. Kita tunggu aja ya update selanjutnya! Elon Musk dan Vitalik Buterin Bersuara Nggak cuma kita-kita yang kaget, tokoh besar di dunia teknologi juga angkat bicara. Si Elon Musk, bos Tesla dan pemilik X (dulu Twitter), langsung bikin postingan di platformnya dengan hashtag #FreePavel. Dia nge-share wawancaranya Durov dengan jurnalis independen Tucker Carlson. Dalam video itu, Durov bilang bahwa akuisisi Twitter oleh Musk adalah langkah positif buat inovasi teknologi dan kebebasan berbicara. Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, juga nggak mau kalah. Dia bilang di X kalau dia sebelumnya emang pernah kritik soal standar enkripsi Telegram, tapi dia juga ngaku bahwa info awal soal tuduhan terhadap Telegram ini bikin khawatir soal masa depan kebebasan software dan komunikasi di Eropa. Gila ya, Blockheads! Ini masalah udah mulai ngerembet ke level yang lebih luas nih, sampai banyak tokoh penting ikut ngomentarin. Telegram dan Privasi Pengguna Seiring dengan berkembangnya berita soal penangkapan Durov dan investigasi terhadap Telegram, mulai muncul banyak pertanyaan tentang fitur privasi Telegram. Ada postingan di X dari GrapheneOS, sistem operasi mobile yang fokus pada privasi dan keamanan, yang bilang kalau Telegram punya akses penuh ke chat grup dan chat satu lawan satu, karena kekurangan enkripsi end-to-end. Mereka juga bilang fitur secret chat di Telegram pake enkripsi bikinan sendiri yang punya kelemahan, dan hapus konten di aplikasi mungkin nggak bener-bener ngilangin jejaknya. Makanya, banyak yang mulai khawatir, jangan-jangan Telegram bisa aja nge-share pesan individu atau grup ke otoritas di Prancis. Waduh, makin rumit aja nih, Blockheads! Kesimpulan, Blockheads Gimana menurut kalian, Blockheads? Kasus ini jelas bukan masalah kecil. Dengan semua tuduhan yang lagi diselidiki, plus dukungan dari komunitas teknologi besar kayak Musk dan Buterin, semuanya lagi pada was-was soal apa yang bakal terjadi selanjutnya. Apakah Telegram bakal tetep bertahan sebagai platform yang aman dan bebas, atau bakal kena dampak besar dari kasus ini? Kita tunggu aja kelanjutannya. Tetep stay tuned, Blockheads! Kita bakal terus update kalian soal berita seru dari dunia teknologi dan kripto. Keep it real, jangan lupa terus jaga privasi dan keamanan kalian, ya!
59 -
Hai Blockheads! Ada kabar menarik dari dunia politik dan kripto! Senator Ted Cruz dari Texas baru aja dapet dukungan dari Texas Blockchain Council (TBC) buat nyalon lagi jadi senator. TBC ini adalah organisasi yang ngedukung perkembangan kripto dan blockchain di Texas. Mereka ngasih dukungan ke Cruz pas lagi ngunjungin fasilitas penambangan Bitcoin milik Core Scientific di Denton, Texas. Ketua TBC, Lee Bratcher, bilang kalau Cruz paham banget tentang Bitcoin dan pentingnya penambangan Bitcoin buat stabilitas jaringan listrik di Texas. Cruz sendiri udah sering ngomongin soal Bitcoin dan penambangan di berbagai acara kripto. Dia bahkan bilang, "Bitcoin itu masa depan!" Coinbase juga ngasih nilai tinggi ke Cruz karena dianggap sangat mendukung kripto berdasarkan riwayat voting dan cuitan-cuitannya. Cruz terkenal sebagai pendukung Bitcoin yang vokal. Dia pernah bilang, "Gue suka Bitcoin karena pemerintah nggak bisa ngontrol." Sebagai informasi tambahan, Texas adalah salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang punya banyak perusahaan penambangan Bitcoin, kayak Riot Platforms dan Core Scientific. Bahkan, TBC pernah ngelawan pemerintah federal yang mau ngumpulin data dari para penambang Bitcoin. Nah, Blockheads, ini artinya apa? Ya, makin banyak dukungan buat industri kripto di Texas! Kita tunggu aja kelanjutannya, apakah Cruz bakal menang dan terus ngedukung perkembangan kripto di Amerika Serikat. Tapi inget, dunia politik itu penuh liku-liku. Kita nggak bisa cuma liat dari satu sisi aja. Tetap kritis dan cari informasi dari berbagai sumber, ya!
61 -
Hai Blockheads! Ada kabar terbaru dari dunia mining Bitcoin. TeraWulf, salah satu perusahaan mining Bitcoin, baru aja ngeluarin laporan keuangan kuartal kedua. Hasilnya gimana? Yuk, kita bahas! Bitcoin Susut, Tapi Pendapatan Naik TeraWulf ngaku berhasil nambang 699 Bitcoin di kuartal kedua tahun ini. Angka ini turun 21% dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, mereka tetep berhasil ngalahin ekspektasi pasar dengan pendapatan sebesar $35,6 juta. Tapi sayang, laba bersih mereka malah minus $0,03 per saham, nggak sesuai sama prediksi analis yang cuma minus $0,02 per saham. Biaya Tambang Naik Drastis Salah satu penyebab turunnya laba adalah kenaikan biaya tambang Bitcoin yang gila-gilaan. Biaya tambang per Bitcoin naik dari $6.688 di kuartal kedua tahun lalu jadi $22.954 di kuartal kedua tahun ini. Naiknya sampe 243%. Kenapa bisa gitu? Ternyata ada dua faktor utama. Pertama, kesulitan menambang Bitcoin naik dua kali lipat. Kedua, ada Bitcoin Halving yang bikin imbalan buat penambang jadi setengahnya. Dari Tambang Bitcoin ke AI Meskipun hasil tambang Bitcoin kurang memuaskan, TeraWulf nggak nyerah. Mereka malah mau ngembangin bisnis ke bidang lain, yaitu high-performance computing (HPC) dan artificial intelligence (AI). Mereka udah mulai bangun gedung baru di fasilitas Lake Mariner buat nampung infrastruktur tambahan. Rencananya, gedung ini bisa nambah kapasitas 50 MW pas udah selesai dibangun tahun depan. Sebelumnya, TeraWulf juga udah beli cluster GPU dari NVIDIA buat nyoba-nyoba bisnis AI. TeraWulf juga ngasih sinyal terbuka buat merger sama perusahaan lain. Tujuannya buat nambahin margin keuntungan. Ini kan gara-gara ada kabar soal Riot Platforms yang mau beli Bitfarms beberapa waktu lalu. Jadi, kesimpulannya, TeraWulf lagi berusaha diversifikasi bisnis buat nggak terlalu ketergantungan sama Bitcoin. Mereka liat potensi besar di bidang AI dan HPC. Kita tunggu aja kabar selanjutnya dari mereka, Blockheads!
65 -
Halo, Blockheads! Ada kabar mengejutkan dari dunia memecoin. Jadi, ada oknum developer memecoin Neiro yang baru-baru ini bikin heboh karena berhasil meraup untung sebesar $2.85 juta dari dugaan rug pull. Gimana ceritanya? Gini nih, si developer ini awalnya cuma invest sekitar $550 dalam bentuk tiga token Solana untuk bikin kontrak token Neiro. Dan tau nggak, Blockheads, dari investasi kecil itu, dia berhasil bikin keuntungan yang gila-gilaan, sampai 5,169 kali lipat. Jadi menurut postingan dari Lookonchain di platform X (dulu Twitter) pada 28 Juli, si developer ini jual 68 juta token Neiro senilai 15,511 SOL atau setara dengan $2.85 juta. Keuntungannya? Fantastis! 15,508 SOL alias $2.85 juta masuk kantongnya. Selain itu, dia juga kirim 10 juta token Neiro ke 'dead wallet' (dompet mati), menyisakan 19.5 juta token Neiro yang masih punya nilai unrealized profit sekitar $1.8 juta. Banyak yang bilang kalau si developer jual token-token itu secara diam-diam dan keluar dari proyek, ini bisa jadi tanda-tanda rug pull, yaitu skema exit scam di mana para insider jual sebagian besar alokasi token mereka dan meninggalkan proyek begitu saja. Tapi tunggu dulu, Blockheads! Meski kasus ini bikin geger, kabarnya sektor memecoin bisa jadi bakal memasuki fase bull cycle berikutnya. Trader memecoin terkenal, Zack Ventura, bilang di postingannya tanggal 22 Juli kalau indeks memecoin ini lagi siap-siap buat naik lagi. Beberapa token memecoin bahkan masih bisa meroket ke all-time highs baru. “Indeks ini adalah memecoin teratas terhadap Bitcoin, menelusuri kembali dari Desember 2023. Tahap selanjutnya dari musim memecoin sedang dimuat.” dalam postingannya. Contohnya aja, memecoin Dogwifhat (WIF) yang berbasis di Solana berhasil mencapai titik tertinggi bulanannya pada 18 Juli setelah rally mingguan lebih dari 41%. Token ini juga berhasil masuk lagi ke daftar 50 cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. Tapi nggak bisa dipungkiri, Blockheads, kemunculan berbagai memecoin yang diluncurkan selebriti bisa jadi bumerang buat reputasi industri kripto. Banyak yang melihat ini sebagai tanda adopsi mainstream, tapi sayangnya, performa harga token selebriti ini seringkali buruk dan merusak citra industri. Banyak memecoin selebriti yang anjlok lebih dari 66% dalam minggu pertama peluncurannya, termasuk token dari JENNER, DAVIDO, dan RICH. Token dari penyanyi Amerika, Jason Derulo, juga kena kontroversi karena diklaim oleh Bubblemaps kalau dia jual ribuan dolar dari token JASON-nya meski sebelumnya bilang “WILL NEVER SELL.” Token Daddy Tate (DADDY) yang diluncurkan oleh mantan juara kickboxing kontroversial, Andrew Tate, juga kena tuduhan insider trading. Bubblemaps bilang dalam postingan mereka tanggal 12 Juni kalau insider beli 30% dari total supply saat peluncuran sebelum Andrew Tate mulai promosiin token itu di platform X. Kejadian-kejadian kayak gini emang bikin kita mikir dua kali buat terjun ke dunia memecoin. Jadi, buat kalian yang tertarik, jangan lupa buat selalu riset dulu sebelum investasi, ya! Ingat, keuntungan besar selalu datang dengan risiko yang besar juga. Tetap waspada dan jangan gampang percaya sama janji-janji muluk. DYOR!
81 -
Bybit, salah satu exchange kripto gede dunia, baru aja ngebuka pendaftaran buat warga negara China. Lho kok bisa? Seperti yang lo tau, China udah ngelarang exchange kripto beroperasi di negaranya sejak 2017. Makanya, banyak perusahaan kripto yang pindah ke luar negeri. Tapi ko Bybit bisa ngebuka pendaftaran buat warga China? Jadi, menurut laporan para pengguna Bybit, exchange ini mulai ngizinin warga China yang tinggal di luar negeri buat daftar dan trading kripto di platform mereka. Menariknya, mereka bisa daftar pake KTP China! Tapi, kayaknya sih tetep nggak boleh trading kripto kalo masih tinggal di China ya. Bybit sendiri kantor pusatnya ada di Dubai, blockheads. Mereka termasuk exchange kripto gede (tapi masih kalah gede dari Coinbase dan Binance). Sebelumnya, Bybit pernah ngeluar dari Kanada gara-gara peraturan di sana yang ribet. Sebaliknya, mereka malah ngembangin bisnisnya ke negara lain kayak Kazakhstan dan Belanda. Oh iya, Bybit belum ngasih tanggapan resmi soal kebijakan baru ini. Mungkin lo bingung, kok Bybit ngasih lampu hijau buat warga China yang di luar negeri aja? Soalnya, di bulan Mei kemarin, Bybit baru aja kena masalah. Mereka salah ngasih airdrop token kripto Notcoin (NOT) ke penggunanya. gara-gara kesalahan ini, petinggi Bybit pun harus diganti. Waduh! Meskipun gitu, bisa jadi Bybit lagi berusaha ngebenerin reputasi mereka, blockheads. Siapa tau kebijakan baru ini pertanda mereka mau ngembangin layanan ke lebih banyak orang. Kita tunggu aja kelanjutannya! Tapi inget ya, blockheads, kripto masih teknologi baru dan belum diatur jelas di Indonesia. Jadi, kalo temen lo di China mau main kripto lewat Bybit, tetep harus hati-hati dan paham risikonya ya! DYOR!
117 -
Ada drama baru di dunia kripto, blockheads! Friend.tech, platform media sosial yang "desentralisasi", ngumumin rencana bikin blockchain sendiri. Namanya Friendchain. Katanya sih bakal ngeluarin token sendiri juga, namanya FRIEND. Rencana Friend.tech ini langsung bikin bingung para penggunanya. "Emang perlu ya blockchain sendiri buat media sosial?" tanya Dr. Kojipup, salah satu trader kripto. Pertanyaan yang bagus tuh, blockheads! Soalnya, Friend.tech udah dibangun di atas Base, jaringan layer-2 Ethereum yang terkenal murah. Ngapain bikin sendiri yang baru? Selain bingung, netizen juga banyak yang skeptis. "Kenapa butuh blockchain sih?" kata netizen lain. Ada juga yang khawatir biaya transaksi (gas fee) bakal jadi mahal di blockchain baru ini. Meskipun banyak yang bingung, harga token FRIEND malah NAIK drastis gara-gara pengumuman ini! Harganya langsung naik 64% dalam 20 menit, dari $0.89 ke $1.31. Sayangnya, harga ini nggak bertahan lama dan langsung turun lagi ke $0.89 dalam waktu sejam. Naik-turunnya harga FRIEND ini sebenernya bukan hal baru, blockheads. Sebulan yang lalu, Friend.tech ngadain airdrop token FRIEND. Eh, beberapa jam kemudian, pemilik token terbesar malah langsung jual 55.000 tokennya! Chaos! Padahal, peluncuran Friend.tech di bulan Agustus 2023 terbilang sukses. Biaya transaksi di platform mereka bahkan pernah ngalahin Uniswap dan jaringan Bitcoin dalam sehari! Keren banget, kan? Sampe sekarang, belum ada tanggapan resmi dari Friend.tech soal rencana blockchain mereka. Kita tunggu aja kelanjutannya! Tapi yang jelas, banyak pertanyaan yang harus dijawab Friend.tech. Nggak cuma soal harga token, tapi juga soal kegunaan blockchain mereka. Jangan sampe Friendchain malah jadi "blockchain ngga jelas" yang bikin bingung pengguna. So, buat para blockheads, inget ya, selalu DYOR (Do Your Own Research) sebelum terjun ke dunia kripto! Jangan sampe FOMO (fear of missing out) malah bikin lo rugi. See ya!
115 -
Eh, blockheads, dengerin nih! Elon Musk mendadak batalin gugatan ke OpenAI dan CEO-nya, Sam Altman. Ini diawali sama gugatan yang bilang OpenAI, perusahaan riset kecerdasan buatan (AI), udah melenceng dari misi awalnya. Misi awal OpenAI kan ngembangin AI yang nguntungin umat manusia, bukan ngejar cuan doang. Pengacara Musk minta buat cabut gugatan pelanggaran kontrak ini tanpa kerugian ("dismiss without prejudice"). Ini artinya gugatannya bisa diajuin lagi nanti, gaada jaminan kelar selamanya. Keputusan ini diambil sehari sebelum hakim federal mutusin mau ngelanjutin kasusnya atau engga. Alasan Musk narik gugatannya masih misterius. Padahal, Februari 2024 lalu, dia ngegugat OpenAI dan Altman gara-gara ngelanggar kontrak. Kata Musk, perusahaan pembuat ChatGPT itu udah ngeluar jalur dari misinya ngembangin model bahasa canggih (large language model) "buat nguntungin umat manusia, bukan cuan doang." Kekecewaan Musk khususnya ngarah ke kerja sama OpenAI dengan raksasa teknologi Microsoft buat ngembangin teknologi kecerdasan buatan umum (artificial general intelligence/AGI). Selain itu, OpenAI juga ngeluarin ChatGPT-4 secara tertutup (closed-source). Dulu, Musk nyuruh OpenAI balik ke prinsip open-source mereka dan minta penetapan pengadilan (injunction) buat ngelarang eksploitasi teknologi AGI demi keuntungan. Gugatan Musk ga cuma ngomongin pelanggaran kontrak, tapi juga ngomongin pelanggaran tugas fidusia (kewajiban kepercayaan) dan praktik bisnis yang ga adil. Masalah terbaru Musk sama OpenAI terkait kerja sama mereka dengan Apple. Rencananya, ChatGPT bakal diintegrasiin ke sistem operasi iPhone, iPad, dan Mac. Musk nganggap keputusan Apple ini sebagai "pelanggaran keamanan yang ga bisa diterima" buat para penggunanya. Soalnya, privasi dan keamanan pengguna bakal dipercayain ke pihak ketiga kayak OpenAI. Apple ngeyakinin kalo alamat IP pengguna bakal tetep dirahasiain dan OpenAI ga bakal nyimpen permintaan data. "OpenAI tau data pribadi lo tanpa ngumpulin data pribadi lo," jelas Apple ngomongin "privacy promise" dari Apple Intelligence. Oh iya, November lalu, Musk juga ngeluncurin chatbot AI bernama Grok yang bakal ngelawan ChatGPT. Perusahaan di balik Grok, xAI, ngedapetin dana $6 miliar dari para investor gede kayak Valor Equity Partners, Andreessen Horowitz, Sequoia Capital, dan Fidelity Management & Research Company di bulan Mei kemarin. Nah, itu dia blockheads, perkembangan terbaru soal perseteruan Elon Musk dan OpenAI. Kira-kira apa yang bakal terjadi selanjutnya, ya?
97