Hai Blockheads! Pasti kenal dong sama AstraZeneca, terutama di era pandemi COVID-19. Selain jadi produsen vaksin COVID-19, AstraZeneca sekarang sedang berkolaborasi dengan perusahaan kecerdasan buatan (AI) bernama Absci untuk mengembangkan obat kanker. Kolaborasi ini melibatkan investasi besar dari AstraZeneca, sekitar $247 juta, untuk penelitian, pengembangan, dan pembayaran pencapaian kepada Absci, seperti dikutip dari Financial Times. Tujuannya bukan hanya membuat obat kanker, tapi juga menciptakan model AI generatif zero-shot untuk menghasilkan terapi antibodi baru dan meningkatkan yang sudah ada. Caranya gimana? Jadi, Absci punya AI canggih yang mampu menyaring "miliaran sel" setiap minggu, mencakup informasi dari antibodi hingga "kandidat yang telah divalidasi laboratorium" dalam enam minggu. Menurut wakil presiden senior AstraZeneca, Puja Sapra, "AI memungkinkan kita tidak hanya meningkatkan keberhasilan dan kecepatan proses penemuan biologi, namun juga meningkatkan keragaman biologi yang kita temukan." CEO Absci, Sean McClain, juga mengonfirmasi kemitraan ini, menyatakan bahwa AstraZeneca akan membantu memanfaatkan kecerdasan buatan mereka. Ini semacam kolaborasi otak manusia dan otak buatan. Oh iya, tidak hanya AstraZeneca, sebelumnya perusahaan farmasi Moderna dari Amerika Serikat juga sudah menggandeng perusahaan kecerdasan buatan, Immatics Jerman, untuk mengembangkan vaksin dan terapi kanker. Mereka berfokus pada protein terkait kanker pakai teknologi reseptor sel T. Sampai sini gimana? sepertinya perkembangan dalam dunia kesehatan semakin dipengaruhi oleh teknologi dan kecerdasan buatan. Bahkan bisa membantu penyakit yang paling dikhawatirkan banyak orang, yaitu kanker. Semoga dengan adanya kolaborasi seperti ini, kedepannya bisa membantu banyak orang ya, Blockheads!
Daftar Artikel - Blog
-
47
-
El Salvador, negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang legal, kini meraup keuntungan besar dari kenaikan harga Bitcoin, loh Blockheads! Harga Bitcoin yang kini mencapai $42.000 per koin telah membuat El Salvador mendapatkan keuntungan hingga $3 juta USD (Rp 46 miliar). Sebelumnya, El Salvador sempat mendapat banyak kritikan nih karena harga Bitcoin yang sempat anjlok. Namun, pemerintah El Salvador tetap berkomitmen untuk mengadopsi Bitcoin dan melalui pernyataan kontroversial Presiden Nayib Bukele, mereka akan membeli 1 Bitcoin setiap harinya, dimulai dari 18 November 2022. Baru-baru ini, tidak ketinggalan, dia pun membuat cuitan di X (dulu Twitter), Presiden El Salvador mengatakan bahwa negaranya telah berhasil memulihkan 100% investasi Bitcoinnya dan bahkan menghasilkan keuntungan sebesar $3,6 juta USD. "Investasi Bitcoin El Salvador berada dalam kegelapan! Setelah ribuan artikel dan artikel yang mengejek dugaan kerugian kami, semuanya dihitung berdasarkan harga pasar Bitcoin pada saat itu," tulis Bukele. "Dengan harga pasar Bitcoin saat ini, jika kami menjual Bitcoin kami, kami tidak hanya akan memulihkan 100% investasi kami tetapi juga menghasilkan keuntungan sebesar $3,6 juta USD (pada saat ini)," lanjutnya. Bukele juga menegaskan bahwa El Salvador tidak akan menjual Bitcoin mereka di tengah kenaikan harga ini. Ia mengatakan bahwa tujuan El Salvador adalah untuk mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang legal jangka panjang, dan bukan untuk spekulasi semata. "Tentu saja kami tidak punya niat untuk menjual, itu tidak pernah menjadi tujuan kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa harga akan terus berfluktuasi di masa depan, hal ini tidak mempengaruhi strategi jangka panjang kami," kata Bukele. Bukele juga meminta para oposisi dan penulis artikel yang sebelumnya memberitakan keburukan pada El Salvador untuk bertanggung jawab atas pernyataan mereka. Ia meminta mereka untuk mengeluarkan pembaharuan terbaru, meminta maaf, atau setidaknya mengakui bahwa El Salvador telah berhasil bangkit dan menghasilkan keuntungan. "Jika mereka menganggap diri mereka sebagai jurnalis sejati, mereka harus melaporkan kenyataan baru ini dengan intensitas yang sama seperti pemberitaan sebelumnya, (red: pernyataan merugikan)" kata Bukele.
48 -
Blockheads, meski perbincangan dedolarisasi sudah dimulai sejak tahun 70-an, namun sekarang, lagi-lagi ramai berita yang bilang dolar akan berakhir, terutama kata Peter Schiff yang mengklaim 2024 bakal jadi sejarah kehancuran dolar. Memang benar, ya? Dolar AS adalah mata uang cadangan dunia yang telah mendominasi sistem keuangan global selama beberapa dekade. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dominasi dolar AS telah banyak menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar bagi dolar AS adalah upaya de-dolarisasi yang dilakukan oleh beberapa negara, termasuk negara-negara anggota BRICS. BRICS telah menyerukan agar ketergantungan dunia pada dolar AS dikurangi, dan rencananya akan mulai terasa di tahun 2024. Tantangan lain bagi dolar AS adalah meningkatnya popularitas emas dan Bitcoin. Banyak negara melihat emas sebagai aset lindung nilai yang lebih aman daripada dolar AS, dan harga emas diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Begitupun dengan bitcoin juga menjadi ancaman bagi dolar AS. Dimana ini adalah persaingan revolusi aset digital global. Banyak negara juga udah mulai serius dengan mata uang digital mereka. Baca Juga: FTX Diperbolehkan Jual Aset Rp 13 Triliun untuk Bayar Kreditur Alasan lain adalah, bitcoin adalah mata uang digital yang tidak diatur oleh pemerintah mana pun, dan harganya telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Peter Schiff, seorang ekonom terkenal, ditengah-tengan CNN melaporkan kinerja buruk dolar tahun ini, bahkan menyebut kehancuran bersejarah bakal menimpa dolar AS. Dia bilang lewat X (sebelumnya Twitter), "Dolar AS berada di ambang kehancuran bersejarah." Dia juga menggambarkan keadaan dolar seperti "kecelakaan dan kebakaran." Apakah prediksi Schiff akan menjadi kenyataan? Tetap saja hal ini masih belum bisa dipastikan. Namun, faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat menjadi ancaman bagi dominasi dolar AS. Jika dolar AS mengalami kejatuhan, dampaknya akan besar banget pada perekonomian global. Karena Dolar AS memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional, sehingga kalau mata uang ini jatuh, maka akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dunia. Jadi, gimana menurut Blockheads? Apakah 2024 beneran bakal jadi kejatuhan terbesar buat dolar AS? Atau dolar masih akan menjadi mata uang global untuk seterusnya?
96 -
Blockheads ada yang ikutin kasus pencurian data pemilu Indonesia 2024 akhir-akhir ini? Ada yang bilang kalo itu beneran bocor, dan lainnya bilang datanya hanya 'mirip' dan data dinyatakan aman. Data ini diduga bocor karena salah satu akun anonim bernama "Jimbo" mengaku telah meretas situs KPU dan mendapatkan data pemilih dari situs tersebut. Katanya dia menguasai 204 juta data pemilih dan membagikan 500.000 sampel di situs BreachForums, sebuah situs langganan para peretas untuk jual data gitu, deh. Kalo data pemilu sampe beneran bocor, ini bahaya banget. Bisa buat macem-macem kejahatan, seperti penyebaran berita palsu, kampanye politik tujuan personal, sampe pencurian identitas buat urusan politik atau bisnis. Yang lebih parahnya lagi, kepercayaan publik makin menurun ke penyelenggaraan pemilu. Dilansir dari BBC News, ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebab kebocoran ini terus terjadi. Pertama, sistem keamanan KPU kayaknya kurang ketat. lalu, ada peraturan yang bikin data pemilih bisa diakses sama banyak pihak. Terakhir, hukumannya kurang tegas untuk pelaku peretasan data. Setelah baca berita kebocoran pemilu, tiba-tiba penulis kepikiran, nih, blockchain bisa jadi solusinya, gak ya untuk mengatasi suatu kebocoran data pemilu? Kita kan sering denger, blockchain itu hebat, transparan, tidak bisa diutak-atik, serta aman buat nyimpen data. Oh iya, jangan lupa, blockchain ada tiga jenisnya: blockchain publik buat umum, privat buat perusahaan, sama konsorsium yang campur aduk gitu. Jadi transparansinya tergantung siapa yang menggunakan, ya Blockheads. Kembali ke pembahasan utama, dilansir dari Brookings Edu, blockchain itu seperti teknologi yang bisa menjaga dan cek data di komputer-komputer yang tersebar, tanpa perlu ada otoritas yang ngatur. Selain buat mata uang digital, kontrak pintar, dan rantai pasokan, blockchain juga bisa dipake buat sistem pemungutan suara. Manfaatnya kalo pake blockchain itu banyak, guys. Sistem pemilihan bisa jadi transparan, aman, dan tetap rahasia buat kita yang nyoblos. Selain itu, bisa menghemat biaya dan mengurangi ribetnya ngadain pemilu. Risiko kesalahan atau kecurangan juga bisa ditekan banget. Tapi nih, dikutip dari Blocknomi, meskipun blockchain keren, belum tentu jadi solusi yang sempurna. Ada pertanyaan-pertanyaan kritis yang harus dijawab dulu. Misalnya, gimana jaminan keaslian sistemnya? Identitas pemilih apakah dipastikan benar? aturannya gimana? Bagaimana cara meyakinkan publik? Terakhir, bagaimana dengan suara seseorang yang tidak melakukan pemilihan? Apakah yakin suara kita tidak bisa direkayasa? Memang sekilas terdengar Blockchain bisa mengatasi semua permasalahan, karena kemampuan canggihnya. Namun, jika dipikirkan ulang, itu tergantung bagaimana sebuah teknologi baru seperti blockchain bisa mendapat dukungan antar pihak seperti pemerintah, penyelenggara pemilu, ahli teknologi, dan masyarakat, di suatu negara. Bagaimana tanggapanmu Blockheads? Kalian yakin blockchain akan punya peluang besar, untuk jadi sistem 'tangan kanan' pemilu Indonesia?
78 -
Blockheads, ternyata para peretas dari Korea Utara sukses mencuri uang kripto sebanyak Rp 46,3 triliun (alias $3 miliar) selama 6 tahun terakhir, mulai dari tahun 2017. Sebelumnya, kita udah bahas tuh tentang Kimsuky yang menyamar sebagai jurnalis dan lembaga pemerintahan yang coba menyusupi komputer pengguna dengan cara yang apik, biar bisa ambil kripto mereka. Nah dari tahun 2017, dia dan teman-teman sejawatnya seperti grup Lazarus, Andariel dan lain-lain juga melakukan hal yang sama, sehingga total percuriannya sampai triliunan rupiah (miliaran dolar). Mereka juga berhasil mengambil 44% dari total kripto yang dicuri di seluruh dunia. Awalnya, mereka fokus ambil duit dari lembaga keuangan, tapi ketika bubble kripto tahun 2017, fokus mereka beralih ke kripto. Jadi, dari situ, mereka mulai mencuri kripto dari orang-orang Korea Selatan, lalu melebarkan sayap pencurian ke seluruh dunia. Terlebih lagi, di tahun 2022, mereka berhasil mencuri kripto senilai $1,7 miliar, yang artinya sekitar 5% dari ekonomi keseluruhan mereka atau 45% dari anggaran militer. Baca Juga: CoinGecko: 75% Proyek Game Web 3 Gagal dalam Lima Tahun Terakhir Hal ini pun di notice oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka sampai turun tangan, buat melaporkan kejadian ini. Mereka bilang bahwa ini level pencurian kripto yang paling tinggi dan sulit dilacak yang pernah terjadi. Karena mereka melakukan segala cara termasuk menggunakan pencampur mata uang kripto seperti Sinbad dan Tornado Cash, yang membuat pelacakan kejahatan siber semakin rumit. Perusahaan analitik Blockchain Chainalysis menyebut sindikat penjahat dunia maya yang terkait dengan Korea Utara sebagai peretas mata uang kripto paling produktif dalam beberapa tahun terakhir. Lalu dipakai untuk apa duit hasil curian itu? Yap, menurut BleepingComputer, mereka menggunakan dana tersebut buat program pengembangan militer dan senjata. Walaupun dijelaskan lebih lanjut, tidak ada data secara detail termasuk berapa banyak dana yang disisihkan buat peluncuran rudal balistik atau apapun yang melibatkan lonjakan dalam beberapa tahun terakhir.
45 -
TOP 5! Berita Kripto Populer Minggu Ini Hai Blockheads, Kabar Blockchain Indonesia kembali lagi mau kasih kamu rangkuman 5 berita populer minggu ini. Jadi, berita apa saja itu? Langsung saja kita intip. Charlie Munger, Investor Legendaris dan Pengkritik Bitcoin, Meninggal Dunia di Usia 99 Tahun Pekan ini, dunia keuangan berduka dengan meninggalnya Charlie Munger, sahabat dekat Warren Buffett, pada usia 99 tahun. Selain dikenal sebagai investor sukses, Munger terkenal sebagai kritikus tajam terhadap Bitcoin, menyebutnya "racun tikus" dan "ledakan bodoh." Kritikannya mungkin kontroversial, tapi kejujuran Munger tetap jadi ciri khas Berkshire Hathaway. Terniat! Menyamar Jadi Jurnalis Untuk Curi Kripto Warga Korea Selatan Dari Korea Utara, kelompok peretas Kimsuky bersikap sangat "terniat" dengan menyamar sebagai lembaga pemerintah dan jurnalis. Mereka mengirimkan email phising, pura-pura dari lembaga pemerintah, untuk mencuri kripto pengguna Korea Selatan. Sebanyak 1.500 korban menjadi target, termasuk pensiunan dan pejabat pemerintah. Token Kripto ini Anjlok 57% setelah Binance Umumkan Akan Hapus dari Daftar TORN merosot 57% setelah Binance mengumumkan rencananya untuk menghapus token tersebut dari daftar pertukaran mereka. Tornado Cash, yang memungkinkan pengguna menyembunyikan transaksi, mendapat sanksi dari OFAC karena dituduh memfasilitasi pencucian uang. Binance menghapusnya karena dianggap tidak lagi memenuhi standar mereka. Baca Juga: TOP 5! Berita Kripto Populer Minggu Ini yang Wajib Kamu Tahu SEC Minta Masukan Publik Terkait Proposal ETF Bitcoin Spot Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS meminta masukan publik terkait proposal ETF Bitcoin Spot dari Franklin Templeton. Langkah ini sebagai bagian dari upaya SEC mengawasi pasar mata uang kripto. ETF Bitcoin Spot memungkinkan investor berinvestasi langsung dalam Bitcoin, dan masukan dari publik akan mempengaruhi keputusan akhir. Komentar Dovish Gubernur Fed Bikin Bitcoin Naik Tajam Bitcoin meroket setelah komentar dovish Gubernur Federal Reserve, Chris Waller. Waller menyatakan keyakinannya bahwa perlambatan ekonomi dan moderasi inflasi menempatkan kebijakan Fed pada posisi yang tepat. Komentarnya mengindikasikan kemungkinan pengurangan laju kenaikan suku bunga di masa depan, memicu kepercayaan investor dan mendongkrak harga Bitcoin. Itu dia rangkuman top 5 berita populer minggu ini, sampai jumpa di berita populer lainnya minggu depan, Blockheads!
38 -
Apa itu Bullish dan Bearish? Simak Perbedaannya Disini! Halo Blockheads! Pasti sering dengar istilah Bullish dan Bearish, ya? Dua kata ini sering banget dipakai di dunia investasi. Ternyata, paling dasarnya banget, keduanya dikaitkan dengan hewan Banteng dan Beruang. Penasaran gak, kenapa? Yuk, simak perbedaannya dan kenapa mereka terkait erat dengan dunia kripto! BULLISH & BEARISH: Banteng vs. Beruang Blockheads sadar nggak, jika Banteng selalu mengarahkan tanduk ke atas saat bertarung, sementara Beruang menggunakan cakar ke bawah. Jadi, kalau harga aset naik, disebut "Bullish/Banteng", sebaliknya, turun disebut "Bearish/Beruang". Pasar Bullish juga didorong oleh situasi perekonomian yang kondusif. Para investor atau trader (sebagian) dalam kondisi Bullish, akan menggunakan moment ini untuk menjual aset mereka lalu mendapatkan profit. Selanjutnya, pada kondisi bear market, investor atau trader yang optimis cenderung melakukan pembelian aset kripto dengan harapan menjualnya di masa depan saat harga aset tersebut naik. Analoginya, dinamika Bullish dan Bearish ini, dapat disamakan dengan prinsip dasar permintaan dan penawaran dalam konteks ekonomi. Tren Bullish dapat terlihat dari peningkatan harga aset lebih dari 20%, sementara tren Bearish dapat diidentifikasi dari penurunan aset sebesar 20%. Mengapa Bull Dan Bear Market Terjadi? Pasar kripto, seperti saham, sangat tergantung pada kondisi perekonomian global. Hal-hal seperti regulasi global, pernyataan influencer besar atau konflik geopolitik bisa bikin pasar kripto gonjang-ganjing. Aset kripto yang sudah sepuh aja masih memiliki volatilitas tinggi, apalagi yang masih muda umurnya? Nah, buat kamu yang lagi di tren Bull atau Bear, ada tips nih! Pertama, ambil keputusan logis, berpikir jernih sebelum bertindak, diversifikasi portofolio, dan pantau harga secara berkala. Selalu Siap dengan volatilitas dan risiko. Baca Juga: "Reli Sinterklas" Harapan Penggemar Bitcoin Setiap Jelang Natal Bullish dan bear market adalah hal umum di investasi. Asalkan kamu riset mandiri atau Do Your Own Research (DYOR) gak perlu panik saat aset Bearish, tapi tetap waspada. Dan ingat juga, jangan terburu-buru beli aset saat Bullish. Sedikit diskusi, Blockheads ada yang pernah mengalami beli aset saat bearish, lalu dapat untung banyak saat bullish nggak, ya, disini? Atau malah sebaliknya? Share pengalaman mu, yuk.
127 -
Smart Contract: Perjanjian Pintar di Dunia Blockchain Halo Blockheads! Pasti sering denger istilah "smart contract" dalam dunia blockchain atau kripto, kan? Tapi, tahu nggak sih itu apa? Yuk, langsung saja kita bahas bareng-bareng di sini! Apa Itu Smart Contract? Jadi, kalo nggak ada smart contract, transaksi kripto kamu nggak akan jalan nih. Smart contract sebenarnya seperti kontrak pada umumnya, cuma bedanya dia itu program yang disimpan di blockchain. Nah, program ini bekerja sendiri ketika kondisinya sudah sesuai dengan aktivitas yang sudah ditentukan sebelumnya, tanpa adanya perantara pihak ketiga. Makanya, kalo udah disetujui sama jaringan komputer, nggak bisa diubah lagi, karena sudah diteruskan langsung ke blockchain. Kenapa Smart Contract Penting? Karena, smart contract memungkinkan developer untuk bangun berbagai aplikasi dan token tanpa perlu pihak ketiga. Makanya, dia dianggap aman, andal, fleksibel dan bisa diakses tanpa batas. Saat ini smart contract udah banyak banget penerapannya di bidang keuangan kayak trading, investasi, dan pinjam-meminjam. Tapi nggak cuma itu, lho. Bisa dipake juga di sektor gaming, NFT, perawatan kesehatan, real estate, sampe kontrak kerja. Layaknya sebuah teknologi, apalagi terbilang baru dan belum masif, tentu ada sisi kurangnya juga. Regulasi hukumnya di berbagai negara masih kurang, dan masih ketergantungan sama pemrogram, oleh karena itu risiko bug tetap ada. Bahkan, smart contract juga dapat diretas dengan menggunakan serangan DoS (Denial of Service). Serangan DoS bertujuan untuk membuat jaringan blockchain tidak dapat diakses, sehingga smart contract tidak dapat dijalankan. Baca Juga: Disebut Aman, Apakah Bitcoin Bisa Diretas? Saat ini, ada segelintir smart contract yang hadir, namun yang dikenal paling aman adalah Ethereum, dimana jadi salah satu blockchain terbesar yang dukung smart contract dengan bahasa pemrograman Solidity mereka. Keren ya, Blockheads. Nah, kemajuan teknologi di bidang teknologi blockchain ttidak menunjukkan adanya tanda-tanda melambat, nih, dan tampaknya akan terus maju. Setuju? Blockheads juga disarankan untuk selalu riset mandiri ya kalo ingin terjun ke dunia blockchain, jangan FOMO alias ikut-ikutan, karena setiap teknologi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Stay tuned terus di Kabar Blockchain Indonesia!
114 -
Internet Masa Depan? Kenali Apa itu Web 3 Disini! Halo Blockheads! Pasti sudah nggak asing lagi nih dengan istilah Web 3.0. Katanya teknologi ini bakal jadi masa depan internet tanpa kendali dari siapa-siapa. Tapi, bagaimana bisa? Dan apa sih sebenarnya Web 3.0 itu? Yuk, kita lihat bareng-bareng. Sebelum itu, ada baiknya kita intip dulu nih sejarah singkat evolusi internet. Ada Web 1.0 yang cuma bisa buat baca-baca informasi saja tanpa kita bisa menanggapi balik, lalu muncullah Web 2.0 yang bikin kita bisa baca, tulis, dan bikin konten, bahkan menanggapi konten tersebut. Nah, sekarang, kita masuk ke era Web 3.0. Web 3.0: Internet Milik Kamu Web 3.0 adalah generasi ketiga internet yang lebih canggih dari Web 1.0 dan Web 2.0. Bedanya, di Web 3.0, kita nggak cuma jadi konsumen, tapi juga bisa punya lebih banyak kontrol atas data dan konten yang dihasilkan. Kerennya lagi, nggak ada otoritas atau perusahaan yang ngatur segalanya. Bahkan Freecodecamp bilang, di web 2 kamu seperti dieksploitasi oleh perusahaan besar, data dan jumlah klik mu digunakan untuk iklan personalisasi dan mendatangkan banyak keuntungan buat mereka. Dulu, Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menyebut Web 3.0 dengan sebutan Semantic Web. Tujuannya simpel, buat bikin internet yang lebih mandiri, cerdas, dan terbuka. Karakteristik Web 3.0 Dikutip dari DailySocialID, Web 3 memiliki karakteristik sebagai berikut: Trustless: Semuanya dijalankan oleh kode yang transparan, tanpa perlu pihak ketiga. Permissionless: Tidak perlu izin, siapa pun bisa berpartisipasi dalam ekosistemnya. Self-governance: Tata kelola terdesentralisasi, pengguna turut menentukan arah platform. Data Ownership: Pengguna memiliki kendali dan hak atas data dan identitas mereka sendiri. Web 3 Katanya Dikendalikan Pengguna? Bukannya Aplikasinya Dibuat oleh Perusahaan juga? Pertanyaannya, bagaimana bisa web 3, tidak dikendalikan perusahaan dan hanya dikendalikan oleh penggunannya saja? Bukan kah aplikasi web 3 dibuat oleh orang lain atau perusahaan? Baca Juga : Apa itu Cryptocurrency? Bagaimana Hubungannya Dengan Blockchain? Blockheads ingat topik blockchain yang sudah kita bahas di artikel sebelumnya? Sifat teknologi ini adalah transparan, aman, dan terdesentralisasi. Tidak ada satupun orang yang dapat merubah isinya ketika komputer sudah menyetujui tindakan yang terjadi. Memang, aplikasi Web 3.0 memang dibuat oleh orang atau perusahaan, tapi tidak dikendalikan satu pihak. Aplikasinya dikelola oleh jaringan komputer (blockchain) yang tersebar di seluruh dunia, dan diatur oleh protokol dan kontrak pintar. Setiap pengguna punya hak buat ikutan mengatur jaringan itu. Hal tersebutlah yang membuat pengguna memiliki akses untuk kelola dan membagikan data/konten mereka, tanpa takut dimanipulasi atau dikontrol oleh pihak lain. Contoh Penggunaan Web 3.0 Penggunaan Web 3.0 mencakup berbagai bidang, seperti: DeFi (Decentralized Finance): Web 3.0 digunakan dalam sistem keuangan terdesentralisasi, contohnya Uniswap dan Aave. NFT (Non-Fungible Token): Diterapkan dalam sistem karya digital yang unik dan langka, seperti OpenSea dan Rarible. Metaverse: Web 3.0 memungkinkan pembentukan dunia virtual, seperti yang terlihat pada aplikasi Sandbox dan Axie Infinity. Games dalam NFT dan Metaverse: Terlibat dalam permainan yang terhubung dengan NFT dan Metaverse, seperti Axie Infinity, Sandbox, Alien Worlds, dll. Media Sosial: Penggunaan Web 3.0 bahkan mencakup media sosial, contohnya aplikasi Socrates dan MINDS. Hubungan Web 3 dengan Kripto Kita tahu bahwa keduanya beroperasi di atas blockchain, dan dengan munculnya aplikasi web 3, pasti akan ada transaksi yang terjadi atau diperlukan. Contohnya, saat membeli karya seni berbentuk NFT, atau memperoleh item di game, bahkan untuk keperluan keuangan di DeFi. Nah, mata uang digital (kripto) inilah yang menjadi pendukung jalannya transaksi tersebut. Nah, Blockheads, intinya setelah pembahasan panjang ini, Web 3.0 adalah "kebebasan" internet dari kendali perusahaan besar, yang masih perlu banyak pertimbangan dan kajian untuk sebuah teknologi baru. Meskipun masih bikin bingung karena kita terbiasa dengan Web 2.0, nggak masalah. Seiring waktu, teknologi ini pasti bisa kamu pahami. Siapa nih yang siap dengan perubahan ke Web 3?
119 -
Blockheads, ada kabar gembira nih buat kalian yang suka belanja online. Mastercard baru saja meluncurkan asisten chatbot AI generatif bernama “Shopping Muse”. Asisten ini dirancang untuk memudahkan pengguna menemukan produk yang mereka cari di toko online. Shopping Muse menggunakan teknologi AI generatif untuk memahami permintaan pengguna dan menghasilkan rekomendasi yang relevan. Misalnya, jika kamu ingin mencari sepatu kets berwarna putih, kamu bisa bilang ke Shopping Muse, "Cari sepatu kets putih." Shopping Muse akan menghasilkan daftar sepatu kets putih yang sesuai dengan kriteriamu, seperti harga, ukuran, dan merek. Selain itu, Shopping Muse juga bisa memberikan rekomendasi berdasarkan kebiasaan belanja mu. Misalnya, jika kamu sering membeli produk elektronik, Shopping Muse akan menyarankan produk elektronik terbaru yang mungkin kamu sukai. Shopping Muse masih dalam tahap pengembangan, tapi Mastercard berencana untuk meluncurkannya secara luas pada tahun 2024. Jika benar-benar terealisasi, Shopping Muse bisa menjadi asisten belanja yang sangat berguna bagi pengguna. Baca Juga: Vitalik Buterin: AI Bisa Jadi Ancaman Bagi Manusia, Bahkan di Mars Berikut adalah beberapa fitur utama Shopping Muse, dikutip dari Press Mastercard: Memahami permintaan pengguna dan menghasilkan rekomendasi yang relevan. Memberikan rekomendasi berdasarkan kebiasaan belanja. Menawarkan pengalaman belanja yang lebih personal dan imersif. Mastercard juga mengumumkan kemitraan dengan Feedzai, sebuah perusahaan AI yang mengkhususkan diri dalam deteksi penipuan keuangan. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan transaksi online Mastercard. Mastercard berharap teknologi AI dapat membantu mereka memberikan pengalaman belanja yang lebih baik dan lebih aman bagi pengguna. Blockheads, menurutmu dengan adanya fitur ini, bisa sangat membantu atau malah sistem belanja sekarang udah cukup, nih?
54 -
Blockheads, ada kabar terbaru dari Michael Saylor, CEO MicroStrategy. Pria yang dikenal sebagai "Pemborong Bitcoin" ini baru saja memborong lagi 16.130 BTC, lho! Kalau dirupiahin, harganya bisa mencapai Rp 9 triliun! Dalam tweet-nya pada hari Kamis, Saylor mengumumkan bahwa perusahaannya telah membeli 16.130 BTC tambahan dengan harga $593,3 juta. Ini berarti MicroStrategy kini memiliki total 174.530 BTC, yang bernilai sekitar $5,28 miliar. Oleh karena itu, Microstrategy saat ini adalah perusahaan pemegang aset digital terbesar sejauh ini. Dikutip dari The Block, mereka mungkin dapat mengumpulkan hingga $750 juta lagi untuk Bitcoin. Semenjak mengadopsi "standar Bitcoin" saham MicroStrategy mencatat kenaikan sebesar 238%. Dengan kenaikan ini, Saylor berpendapat investor bisa sekaligus mendapat eksposur terhadap cryptocurrency. Perusahaan besar lainnya yang juga berinvestasi di Bitcoin, yaitu Tesla, dengan total kepemilikan 9.720 BTC. Bitcoin Akan Bernasib Seperti Judi Online Dulu, 2013, Saylor pernah bilang Bitcoin akan bernasib sama seperti judi online. Akan tetapi sejak tahun 2020, dimana Covid-19 menghantui seluruh dunia, dia mulai berminat pada bitcoin. Apakah ini istilah "benci jadi cinta" buat Michael Saylor? Pada saat itu, dikutip dari Decrypt Saylor mengatakan bahwa Bitcoin merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi dan akan menjadi strategi terbaik untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Baca Juga: Komentar Gubernur Fed Bikin Bitcoin Naik Tajam Saat penulisan, harga Bitcoin diperdagangkan pada $38.208, tidak jauh berbeda dari hari sebelumnya. Meski begitu, aset digital terbesar di dunia ini naik 10,7% selama sebulan terakhir dan 122,6% selama setahun terakhir. Nah, bagaimana menurut kalian? Siapa nih yang ingin punya Bitcoin sebanyak Michael Saylor?
71 -
Hai Blockheads, beberapa waktu terakhir, proyek game Web 3 menunjukkan eksistensinya kembali dengan harganya yang naik. Namun, laporan dari CoinGecko menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, sebanyak 75% proyek game di Web 3 telah gagal. Lebih detailnya, dari 2.817 game Web 3 yang diluncurkan, sebanyak 2.172 nya gagal bertahan atau tidak aktif. Bisa dikatakan, hanya 690 proyek game yang masih aktif. Game Web 3 yang "gagal" menurut CoinGecko, adalah permainan dengan rata-rata pengguna aktif selama 14 hari mengalami penurunan dari puncaknya sebanyak 99%. Pada tahun 2021, dalam setahun rekor jumlah permainan blockchain yang diluncurkan sebanyak 738 permainan. Lalu industri kripto pada tahun selanjutnya, 2022, mengalami penurunan pasar besar-besaran. Saat itulah peningkatan jumlah proyek game gagal mencapai 742 games dalam setahun. Fakta di atas menempatkan games web 3 yang gagal sekitar 80% untuk beberapa tahun tertentu sejak 2018, menurut data CoinGecko. Baca Juga: Token Game Makin Hot, Axie Infinity, Ronin, APE Naik Tajam Jadi, periode kegagalan proyek game Web 3 juga bergantung pada keadaan pasar, baik bullish maupun bearish. Semakin bullish pasar, maka kegagalan semakin rendah, begitupun ketika pasar mengalami penurunan atau tren bearish, kegagalan proyek game Web 3 akan semakin rendah. Proyek-proyek games seperti CryptoKitties sempat menciptakan sensasi pada akhir 2017 namun gagal dalam adopsinya. Sedangkan game Web3 lain yang muncul di tahun sebelumnya seperti Decentraland, The Sandbox, dan Axie Infinity masih digunakan hingga saat ini. Penting dicatat bahwa tahun 2022 merupakan puncak banyaknya game Web3 yang gagal, mencapai 742 proyek, tetapi tren ini melambat pada 2023, dengan hanya 507 proyek yang gagal hingga 27 November. Permainan Alien Worlds, Splinterlands, dan Planet IX mencatat tingkat aktivitas tertinggi untuk tahun 2023, menurut CoinGecko. Meskipun 75% proyek game Web 3 dinyatakan gagal, namun di tahun 2023 terlihat kondisinya mulai stabil ya, Blockheads. Jadi, kalian optimis game Web 3 akan terus naik, nggak?
52