Tether lagi di bawah sorotan nirlaba Consumers’ Protection, sebuah organisasi pendidikan nirlaba 501(c)(3) dalam bidang perpajakan Amerika Serikat. Lewat kampanye iklan bernilai jutaan dolar, Consumers’ Protection mau ngasih tau masyarakat umum tentang sisi gelap Tether. Mereka pake iklan TV, billboard, dan cara-cara promosi lainnya buat ngebongkar praktik bisnis Tether yang sebenernya ga sebagus yang digembar-gemborin di media mainstream.

Pusat perhatian kampanye ini adalah iklan TV berdurasi 30 detik. Iklan ini ngajukan pertanyaan: "Apa Tether bakal jadi FTX selanjutnya?" dan bilang Tether sebagai "mata uang kripto favorit para penjahat sedunia". Perbandingan Tether sama FTX ini muncul karena Tether sampe sekarang ga pernah mau diaudit cadangan uang mereka.

Consumers’ Protection juga bakal pasang iklan digital di billboard Times Square New York City dan billboard keliling di New York dan Washington DC.

Membongkar Kebenaran (Sebagian) Tentang Tether

Consumers’ Protection ngebuat website khusus yang bilang bahaya Tether. Website itu pake gambar-gambar yang ilustrasi dan link berita-berita negatif tentang Tether dari media mainstream dan media kripto. Dilihat dari konten yang ada, Consumers’ Protection pake sumber-sumber sekunder yang gampang dicek buat ngedukung klaim mereka.

Kampanye Consumers’ Protection ini ngakuin secara nggak langsung kalo stablecoin udah jadi bagian penting buat masyarakat umum. Direktur eksekutif Consumers’ Protection, Will Hild, ngomong: "Konsumen kudu waspada sama semua stablecoin yang nolak diaudit buat nunjukin kalo mereka beneran punya uang yang mereka klaim".

Walaupun minat perusahaan terhadap stablecoin lagi naik pesat, menurut riset dari Bloomberg di bulan Mei, kurang dari 10% transaksi yang pake stablecoin itu dilakukan sama "orang beneran".

Tether Punya Masalah Sendiri

Tether sebenernya lagi ngincer pasar konsumen. Contohnya, di bulan Mei mereka ngeluncurin aplikasi mobile di Telegram yang ditujuin buat konsumen. PayPal USD (PYUSD) yang diluncurin PayPal di bulan Agustus juga ngincer konsumen. Tapi, masalah Tether yang lebih gede mungkin dateng dari regulasi. Beberapa exchange kripto mulai ngehapus atau ngerencanain buat ngehapus USDT dari listing mereka gara-gara peraturan baru Markets in Crypto-Assets di Eropa.

So, blockheads, gimana menurut kalian? Apakah kampanye Consumers’ Protection ini bakalan ngena pengaruh Tether?