Hey Blockheads! Kalian pasti udah dengar kabar tentang penangkapan Pavel Durov, pendiri Telegram, di Prancis bulan Agustus kemarin, kan? Nah, setelah sekian lama diam, akhirnya Durov buka suara nih. Yuk, kita bahas apa aja yang dia sampaikan dan gimana situasinya sekarang.

Kaget dengan Penangkapan

Dalam sebuah pesan yang disiarkan di channel publik Telegram-nya, Durov mengungkapkan keterkejutannya atas penangkapan tersebut. Dia bilang, sebenarnya nggak perlu sampai ditangkap segala, karena Telegram udah punya perwakilan resmi di Uni Eropa yang mengurus semua permintaan regulasi dan pertanyaan dari penegak hukum. Durov juga mengklaim kalau dia adalah warga negara Prancis dan sering berkunjung ke Konsulat Prancis di Dubai, jadi seharusnya otoritas Prancis punya banyak cara lain untuk menghubunginya tanpa harus melakukan penangkapan.

Siap Tinggalkan Pasar yang Tidak Sejalan

Durov juga nggak segan-segan menegaskan kalau Telegram siap angkat kaki dari negara yang nggak mendukung misi mereka untuk kebebasan berbicara dan berekspresi. Menurutnya, mereka nggak menjalankan Telegram demi uang, tapi untuk membawa kebaikan dan membela hak dasar manusia, terutama di tempat-tempat di mana hak-hak itu sering dilanggar. Wah, statement yang cukup berani, ya!

Kritik Terhadap Keputusan Prancis

Durov juga mengkritik keras keputusan Prancis untuk menargetkan dirinya secara pribadi, bukannya mengambil tindakan terhadap perusahaannya. Hal ini tentu memicu perdebatan lebih lanjut tentang kebijakan Prancis terhadap kebebasan berbicara.

Macron: "Bukan Masalah Politik"

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, langsung merespon setelah penangkapan Durov dengan mengatakan bahwa penangkapan tersebut nggak bermotif politik. Tapi, pernyataan ini nggak cukup buat meredakan kritik internasional yang makin menggema. Banyak pihak, termasuk komunitas The Open Network dan eksekutif industri, yang menyerukan pembebasan Durov.

Salah satu kritik paling keras datang dari Chris Pavlovski, pendiri dan CEO Rumble. Setelah penangkapan Durov, Pavlovski langsung hengkang dari Eropa dan memperingatkan bahwa Prancis udah nggak aman lagi untuk para pendiri teknologi yang mendukung kebebasan berbicara. Dia bahkan bilang bahwa Prancis udah melewati batas dengan menangkap CEO Telegram dan menegaskan bahwa Rumble akan menggunakan "segala cara yang ada" untuk melawan upaya penyensoran tersebut.

Durov Tolak Bantuan Diplomatik

Meskipun menghadapi investigasi hukum di Prancis, Durov dilaporkan menolak bantuan diplomatik dari Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA), dua negara yang juga menjadi kewarganegaraannya. Menurut laporan dari Politico, Durov hanya meminta agar Kedutaan Besar UEA tetap mendapat informasi tentang situasinya, tapi menolak kunjungan konsuler dari kedua negara tersebut.

Apa Selanjutnya?

Saat ini, Durov masih dilarang meninggalkan Prancis dan harus melapor ke pihak berwenang setiap minggu. Situasinya tentu masih berkembang, dan belum jelas bagaimana akhir dari drama ini. Yang pasti, banyak yang terus memperhatikan bagaimana Prancis akan menangani kasus ini, terutama terkait kebebasan berbicara yang jadi sorotan utama.

Nah, Blockheads, gimana pendapat kalian soal kasus ini? Apakah ini akan memengaruhi masa depan Telegram dan kebebasan berbicara di dunia digital?