El Salvador, negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang legal, kini meraup keuntungan besar dari kenaikan harga Bitcoin, loh Blockheads! Harga Bitcoin yang kini mencapai $42.000 per koin telah membuat El Salvador mendapatkan keuntungan hingga $3 juta USD (Rp 46 miliar).
Sebelumnya, El Salvador sempat mendapat banyak kritikan nih karena harga Bitcoin yang sempat anjlok. Namun, pemerintah El Salvador tetap berkomitmen untuk mengadopsi Bitcoin dan melalui pernyataan kontroversial Presiden Nayib Bukele, mereka akan membeli 1 Bitcoin setiap harinya, dimulai dari 18 November 2022.
Baru-baru ini, tidak ketinggalan, dia pun membuat cuitan di X (dulu Twitter), Presiden El Salvador mengatakan bahwa negaranya telah berhasil memulihkan 100% investasi Bitcoinnya dan bahkan menghasilkan keuntungan sebesar $3,6 juta USD.
"Investasi Bitcoin El Salvador berada dalam kegelapan! Setelah ribuan artikel dan artikel yang mengejek dugaan kerugian kami, semuanya dihitung berdasarkan harga pasar Bitcoin pada saat itu," tulis Bukele.
"Dengan harga pasar Bitcoin saat ini, jika kami menjual Bitcoin kami, kami tidak hanya akan memulihkan 100% investasi kami tetapi juga menghasilkan keuntungan sebesar $3,6 juta USD (pada saat ini)," lanjutnya.
Bukele juga menegaskan bahwa El Salvador tidak akan menjual Bitcoin mereka di tengah kenaikan harga ini. Ia mengatakan bahwa tujuan El Salvador adalah untuk mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang legal jangka panjang, dan bukan untuk spekulasi semata.
"Tentu saja kami tidak punya niat untuk menjual, itu tidak pernah menjadi tujuan kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa harga akan terus berfluktuasi di masa depan, hal ini tidak mempengaruhi strategi jangka panjang kami," kata Bukele.
Bukele juga meminta para oposisi dan penulis artikel yang sebelumnya memberitakan keburukan pada El Salvador untuk bertanggung jawab atas pernyataan mereka. Ia meminta mereka untuk mengeluarkan pembaharuan terbaru, meminta maaf, atau setidaknya mengakui bahwa El Salvador telah berhasil bangkit dan menghasilkan keuntungan.
"Jika mereka menganggap diri mereka sebagai jurnalis sejati, mereka harus melaporkan kenyataan baru ini dengan intensitas yang sama seperti pemberitaan sebelumnya, (red: pernyataan merugikan)" kata Bukele.