Hai Blockheads, di dunia cryptocurrency, Bitcoin (BTC) memiliki teman-teman kripto populer seperti Ethereum (ETH), Binance (BNB), Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan lainnya yang disebut sebagai Altcoin. Tapi apa sih sebenarnya Altcoin itu? 

Altcoin

Jadi, Altcoin itu singkatan dari 'alternative coin.' Bitcoin adalah kripto yang pertama muncul, dan koin-koin lain setelahnya disebut sebagai alternatif dari Bitcoin. Intinya, kalo ada mata uang kripto yang lahir setelah Bitcoin, disebutnya Altcoin. Misalnya, ada Ethereum, Binance, Doge, Solana, dan Litecoin. Buat liat daftar altcoin, Blockheads bisa cek di CoinMarketCap.com, ya.

Cara Kerja Altcoin

Secara garis besar, cara kerja umumnya sama untuk semua cryptocurrency. Ketika transaksi terjadi, contohnya jual-beli, informasi transaksi tersebut akan disimpan di blockchain.

Namun, penting untuk dipahami bahwa Altcoin dibuat dengan tujuan atau fitur unik tertentu yang lebih fokus pada komunitas tertentu. Berbeda dengan Bitcoin yang tujuannya secara singkat adalah mengembalikan nilai uang ke bentuk yang seharusnya, tanpa diatur oleh pihak manapun, tidak sembarangan dicetak tanpa batas, serta dapat dimiliki oleh siapapun.

Contohnya, Ethereum diciptakan khusus untuk para pengembang dan perusahaan, dengan tujuan mengubah cara industri beroperasi dalam hal teknologi. Ethereum dirancang agar dapat diskalakan, diprogram, aman, dan terdesentralisasi. 

Lalu, ada Dogecoin (DOGE), yang awalnya dibuat sebagai lelucon parodi terhadap Bitcoin, dengan gambar anjing Shiba Inu sebagai ikonnya. Meskipun awalnya dimulai sebagai bentuk candaan, DOGE menjadi populer berkat dukungan dari tokoh-tokoh terkenal seperti Elon Musk, dan bahkan digunakan sebagai alat pembayaran dalam berbagai situasi.

Kategori dan Jenis Altcoin

Berikut adalah kategori untuk Altcoin di dunia cryptocurrency :

  1. Metode Konsensus

Metode konsensus merupakan suatu sistem untuk memverifikasi dan memvalidasi transaksi. Ada dua jenis metode konsensus utama, yaitu Proof of Work (PoW) yang bergantung pada bukti kerja. Sebagai contoh, Bitcoin menggunakan metode ini. Altcoin lain yang juga mengadopsi PoW meliputi Dogecoin, Litecoin, Ethereum Classic, dan Monero.

Selain itu, terdapat metode konsensus Proof of Stake (PoS) yang berdasarkan prinsip konsensus terdistribusi, di mana peserta akan menerima imbalan sesuai dengan jumlah aset yang mereka pertaruhkan (stake). Ethereum, setelah beralih dari PoW, kini menggunakan PoS. Contoh lain dari koin yang menerapkan metode konsensus PoS termasuk Cardano, Solana, dan Algorand.

  1. Stablecoin

Stablecoin adalah jenis altcoin yang nilainya tetap dipatok 1:1 dengan nilai suatu aset tertentu, umumnya mata uang fiat seperti Dolar AS atau Rupiah, atau berbagai mata uang negara lainnya, tergantung pada kebijakan pengembangnya. Contoh dari stablecoin ini antara lain USDT yang dikeluarkan oleh Tether, USDC dari USD Coin, dan BUSD dari Binance USD.

  1. Altcoin DeFi

DeFi, singkatan dari keuangan terdesentralisasi, adalah sistem keuangan yang beroperasi tanpa otoritas sentral dan menawarkan berbagai fungsi, termasuk penggunaan untuk meminjam dan meminjamkan aset mereka dengan tujuan memperoleh keuntungan secara pasif. Beberapa contoh altcoin DeFi yang populer antara lain AAVE, Compound, dan UniSwap.

Altcoin Indonesia

Ternyata di Indonesia juga memiliki berbagai macam alternatif koin, loh. Contohnya seperti Zipmex Token (ZMT), Toko Token (TKO), Tokenomy (TEN), Nusa (NUSA), dan NanoByte (NBT).

Nah, buat Blockheads, bisa banget jadiin altcoin sebagai alternatif dari investasi Bitcoin. Tapi nggak pernah lupa kami ingatkan untuk riset mandiri sebelum memutuskan membeli berbagai aset di kripto, ya. Terakhir pilihlah altcoin yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dana yang dimiliki.