Hai Blockheads, kali ini kita akan bahas mengenai Ethereum yang katanya adalah aset kripto terbesar nomor 2 setelah Bitcoin. Berbeda dengan Bitcoin yang kita belum tau siapa pencipta aslinya dan hanya bermodalkan sebuah nama "Satoshi Nakamoto", pada Ethereum atau Ether, kita bisa banget cari tau siapa yang ciptakan, yaitu Vitalik Buterin da orangnya juga sering muncul di platform media sosial..

Pada sejarahnya, Ethereum lahir dari ide seorang programmer bernama Vitalik Buterin pada tahun 2013. Ia merilis konsepnya tentang platform komputer terdesentralisasi yang bisa menjalankan segala macam aplikasi, dengan dokumennya yang berjudul "Ethereum: The Ultimate Smart Contract and Decentralized Application Platform". Lalu pada 2015, Ethereum resmi diluncurkan setelah mendapat dukungan luas. 

Ethereum Foundation, organisasi nirlaba dari Swiss, terbentuk setelah menarik minat banyak orang dan mendapatkan dukungan teknis serta keuangan. Penjualan Ether, mata uang digital Ethereum, mulai mencuri perhatian pada tahun 2014, digunakan untuk berbagai tujuan seperti perdagangan dan menjalankan aplikasi, seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

Mata uang kripto Ether mulai diperdagangkan pada 7 Agustus 2015 dengan harga awal sekitar US$2,83. Pada tahun 2016, terjadi peretasan The DAO, yakni platform smart contract yang beroperasi di blockchain Ethereum. Ini membawa lahirnya Ethereum baru dengan keamanan yang diperbarui bernama Ethereum Classic.

Pada tahun 2017, Ethereum semakin populer dan mencapai puncaknya sekitar US$1.200. Di 2019, ETH menjadi mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin dalam pasar digital.

Pada 2020, Ethereum semakin populer dengan munculnya proyek decentralized finance (DeFi). Ethereum menarik banyak perhatian dari banyak orang di komunitas kripto serta institusional karena peranannya dalam bidang keuangan tanpa melibatkan bank.

Sebagai pesaing Bitcoin, Ethereum terus menonjol dan menjadi inspirasi bagi banyak kemunculan mata uang kripto lainnya, terutama dalam pengembangan teknologi blockchain. 

Mungkin perbedaan Ethereum dan Bitcoin juga menjadi pertanyaan bagi sebagian besar orang. Menurut info dari website Ethereum sendiri, mereka mengaku kalau Ether (mata uang Ethereum) itu sebenarnya memang terinspirasi dari Bitcoin.

Keduanya bersifat sebagai uang digital tanpa perlu entitas ketiga seperti bank dan layanan keuangan lainnya.

Perbedaannya ada di sini, Blockheads. Ethereum bisa di-program, jadi siapa pun bisa bikin dan pakai aplikasi-aplikasi terdesentralisasi di platformnya. Mulai dari layanan keuangan, gim, jejaring sosial, pasar NFT, sampai aplikasi lainnya.

Sedangkan Bitcoin, sebagai kripto pertama, memungkinkan pengguna buat transaksi keuangan langsung antar individu tanpa campur tangan bank atau lembaga pembayaran. Ide dasarnya adalah ngirim pesan nilai antar pengguna, di mana nilai itu merepresentasikan keberhargaan tanpa campur tangan pihak otoritas pusat. 

Baca Juga: Pendiri Ethereum Akan Bikin Ethereum PoS Lebih Simple?

Nah, Ethereum meluaskan konsep diatas: nggak cuma pesan, tapi kamu bisa menulis program atau kontrak umum macem-macem. Dan smart contract di Ethereum emang jadi salah satu bagian yang menonjol di kripto ini.

Itu dia pengenalan awal tentang Ethereum. Kalo ditelaah lagi, masih banyak yang bisa dibahas dari kripto inovatif satu ini. Jadi, stay tuned di Kabar Blockchain Indonesia, ya Blockheads!