Ternyata mata uang digital China, Yuan digital, yang katanya "anonim" itu bisa dipake buat cuci duit. Gimana ceritanya?

Pengadilan di China baru aja ngasih hukuman penjara dan denda ke sekelompok "geng" yang pake Yuan digital buat cuci uang. Geng ini lancarin aksinya di Shaoxing, Provinsi Zhejiang. Tiga anggota geng yang namanya dirahasiain ini dipenjara selama 7 sampai 16 bulan. Mereka berhasil cuci uang sebesar 200.000 Yuan digital (sekitar Rp 470 juta) cuma dalam waktu 4 hari di bulan September 2023.

Padahal klaimnya Digital Yuan dibilang "anonim terkontrol" - maksudnya, anonimnya bisa diatur. Tapi geng ini malah ngerjain celah "anonim"nya buat ngelabui pihak berwajib.

Ceritanya gini, ada pemuda bernama Yuan (emang namanya Yuan) yang lagi nyari kerja di Shaoxing. Eh, dia nemu iklan di hotelnya yang nawarin komisi 0.8% buat orang yang bisa nyairin Yuan digital di toko-toko lokal. Yuan yang lagi bokek pun ngelakuin aksinya sendirian. Tapi lama-lama, dia ngajak pacarnya (Zhang) dan temennya (Kuo) buat bantuin dia.

Mereka nawarin ke toko-toko di Shaoxing, Jinhua, Hangzhou, dan kota lainnya buat nerima Yuan digital dari "atasan mereka" (semacam bos mereka) dan ngemintain komisi 1% - 1.5% buat nyairin jadi uang tunai. Asiknya, mereka pake aplikasi chat asing yang ngga ketauan buat ngobrol sama bosnya ini.

Yuan dan gengnya ngasih komisi 0.5% ke Zhang dan Kuo. Nah, media China bilang kalo transaksi pake Yuan digital ini "sangat privat" dan " geng penipu dari luar negeri memanfaatkan fitur ini."

Lagian, ga banyak toko yang nerima Yuan digital. Makanya, pas pihak keamanan ngeliat adanya aliran Yuan digital yang mencurigakan di antara para pedagang, mereka langsung ngegep geng ini.

Pihak bank sentral China ngomong kalo Yuan digital emang "anonim terkontrol" - penting buat ngelacak tindak kejahatan. Tapi, geng ini malah ngerjain "anonim"nya itu.

Kasus kayak gini sebenernya jarang terjadi. Soalnya, di bulan Januari, ada kasus serupa di Shanghai. Bedanya, geng di Shanghai yang beranggotakan 8 orang (termasuk pedagang) itu cuci duit sebesar $1.379 juta (sekitar Rp 20,2 miliar). Sebagian duitnya didapetin dari penipuan lewat telepon.

Para pelaku di Shanghai bisa ngelakuin aksinya karena mereka cuma perlu pake nomor telepon buat buka akun Yuan digital. Makanya, pihak keamanan bisa ngelacak mereka setelah ada laporan dari staf bank.

Wah, ternyata ga ada mata uang yang "aman" buat tindak kejahatan ya, blockheads. Tetap waspada ya!