Blockheads ada yang ikutin kasus pencurian data pemilu Indonesia 2024 akhir-akhir ini? Ada yang bilang kalo itu beneran bocor, dan lainnya bilang datanya hanya 'mirip' dan data dinyatakan aman.

Data ini diduga bocor karena salah satu akun anonim bernama "Jimbo" mengaku telah meretas situs KPU dan mendapatkan data pemilih dari situs tersebut. Katanya dia menguasai 204 juta data pemilih dan membagikan 500.000 sampel di situs BreachForums, sebuah situs langganan para peretas untuk jual data gitu, deh.

Kalo data pemilu sampe beneran bocor, ini bahaya banget. Bisa buat macem-macem kejahatan, seperti penyebaran berita palsu, kampanye politik tujuan personal, sampe pencurian identitas buat urusan politik atau bisnis. Yang lebih parahnya lagi, kepercayaan publik makin menurun ke penyelenggaraan pemilu.

Dilansir dari BBC News, ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebab kebocoran ini terus terjadi. Pertama, sistem keamanan KPU kayaknya kurang ketat. lalu, ada peraturan yang bikin data pemilih bisa diakses sama banyak pihak. Terakhir, hukumannya kurang tegas untuk pelaku peretasan data.

Setelah baca berita kebocoran pemilu, tiba-tiba penulis kepikiran, nih, blockchain bisa jadi solusinya, gak ya untuk mengatasi suatu kebocoran data pemilu? Kita kan sering denger, blockchain itu hebat, transparan, tidak bisa diutak-atik, serta aman buat nyimpen data. 

Oh iya, jangan lupa, blockchain ada tiga jenisnya: blockchain publik buat umum, privat buat perusahaan, sama konsorsium yang campur aduk gitu. Jadi transparansinya tergantung siapa yang menggunakan, ya Blockheads.

Kembali ke pembahasan utama, dilansir dari Brookings Edu, blockchain itu seperti teknologi yang bisa menjaga dan cek data di komputer-komputer yang tersebar, tanpa perlu ada otoritas yang ngatur. Selain buat mata uang digital, kontrak pintar, dan rantai pasokan, blockchain juga bisa dipake buat sistem pemungutan suara.

Manfaatnya kalo pake blockchain itu banyak, guys. Sistem pemilihan bisa jadi transparan, aman, dan tetap rahasia buat kita yang nyoblos. Selain itu, bisa menghemat biaya dan mengurangi ribetnya ngadain pemilu. Risiko kesalahan atau kecurangan juga bisa ditekan banget.

Tapi nih, dikutip dari Blocknomi, meskipun blockchain keren, belum tentu jadi solusi yang sempurna. Ada pertanyaan-pertanyaan kritis yang harus dijawab dulu. Misalnya, gimana jaminan keaslian sistemnya? Identitas pemilih apakah dipastikan benar? aturannya gimana? Bagaimana cara meyakinkan publik? Terakhir,  bagaimana dengan suara seseorang yang tidak melakukan pemilihan? Apakah yakin suara kita tidak bisa direkayasa?

Memang sekilas terdengar Blockchain bisa mengatasi semua permasalahan, karena kemampuan canggihnya. Namun, jika dipikirkan ulang, itu tergantung bagaimana sebuah teknologi baru seperti blockchain bisa mendapat dukungan antar pihak seperti pemerintah, penyelenggara pemilu, ahli teknologi, dan masyarakat, di suatu negara.

Bagaimana tanggapanmu Blockheads? Kalian yakin blockchain akan punya peluang besar, untuk jadi sistem 'tangan kanan' pemilu Indonesia?