Halo, Blockheads! Ada berita yang bikin geger dari dunia tech, khususnya dari si bos besar Meta, Mark Zuckerberg. Jadi, Zuckerberg baru-baru ini ngaku kalau dia menyesal karena Meta, alias Facebook, tunduk sama tekanan dari pemerintah AS buat nge-censor konten terkait COVID-19.
Jadi gini, ceritanya si Zuckerberg nulis surat pada 26 Agustus ke Jim Jordan, Ketua Komite Kehakiman DPR AS. Dalam surat itu, dia ngejelasin gimana pemerintahan Biden beberapa kali “menekan” Facebook buat nge-censor informasi tertentu soal COVID-19. Bukan cuma informasi serius, tapi juga humor dan satire! Bayangin aja, Blockheads, candaan pun nggak luput dari sensor!
Zuckerberg bilang kalau pada akhirnya, tim Meta yang bikin keputusan buat nge-censor konten-konten itu. Tapi sekarang, dengan semua informasi yang baru dan pengetahuan lebih dalam, dia mengaku kalau beberapa keputusan yang mereka ambil saat itu nggak akan dilakukan lagi. Dia tegasin, “Saya percaya tekanan dari pemerintah itu salah, dan saya menyesal karena kita nggak lebih vokal menentangnya.”
Penyesalan Zuckerberg
Yup, Blockheads, Zuckerberg juga bilang kalau dia khawatir soal standar konten mereka yang dikompromikan gara-gara tekanan pemerintah, dan itu nggak seharusnya terjadi, nggak peduli dari pihak mana pun tekanannya. Menariknya, ini bukan pertama kalinya Zuck mengungkapkan penyesalannya. Dia juga ngaku nyesel karena dulu sempat ngurangi eksposur cerita tentang disinformasi Rusia dan laptop Hunter Biden pada tahun 2020, sambil nunggu hasil dari para fact-checker. Waktu itu, Facebook emang jadi sorotan gara-gara censoring konten, dan Zuckerberg bilang sekarang kebijakan udah diubah supaya kejadian serupa nggak terulang lagi.
Surat Zuckerberg ini langsung nyebar cepat di media sosial, terutama di X (dulunya Twitter). Banyak orang yang punya pandangan serupa soal kebebasan bicara langsung nimbrung, termasuk Gabor Gubacs, Direktur Strategi Aset Digital di VanEck. Dia bilang senang karena Zuckerberg akhirnya ngomong blak-blakan soal ini.
“Setiap pejabat yang secara ilegal menekan perusahaan media untuk menyensor pengguna mereka harus disebutkan namanya, diselidiki, dan diadili di pengadilan."
"Orang-orang sudah muak. Pemerintah tidak mengendalikan ucapan. Bumi bukanlah penjara dan mereka bukanlah sipir kita,” imbuhnya.
Mike Lee, Senator AS dari Utah, juga ikut nimbrung dengan bilang, “Siapa yang berharap penyesalan Mark Zuckerberg ini datang sebelum kerusakan terjadi, bukan beberapa tahun kemudian?”
Charlie Kirk, pendiri dan CEO Turning Point USA, dengan pengikut 3.3 juta di X, bilang kalau kita harus dukung para pemimpin industri Amerika buat melakukan hal yang benar. Dia nambahin kalau meski wajar buat nggak percaya 100%, dia bakal senang banget kalau lihat Zuckerberg akhirnya muncul sebagai juara kebebasan bicara.
Elon Musk Kasih Tanggapan
Dan pastinya, nggak ketinggalan, Elon Musk, yang selalu punya komentar soal apapun, ikut kasih reaksi. Dia bilang kalau platform media sosialnya, X, benar-benar dirancang buat mendukung semua sudut pandang, selama masih dalam batas hukum negara-negara. Dia juga bilang kalau pengakuan Zuckerberg ini adalah “langkah ke arah yang benar.”
Jadi, gimana nih, Blockheads? Ternyata si bos besar Meta ini akhirnya mengakui kesalahan dan penyesalannya setelah tekanan pemerintah bikin mereka censor banyak konten selama pandemi. Pertanyaannya sekarang, apakah ini cuma pengakuan telat, atau tanda kalau Zuckerberg bakal lebih proaktif melindungi kebebasan bicara di masa depan?
Kita semua tentu berharap hal kayak gini nggak terulang lagi. Buat sekarang, mari kita liat apakah Zuckerberg benar-benar akan jadi pahlawan kebebasan bicara, atau cuma omong kosong belaka. Tetap pantengin berita selanjutnya, Blockheads!