Hey Blockheads! Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, ditangkap di Prancis pada 24 Agustus. Gimana bisa? Yuk, kita bahas detailnya!
Ceritanya, Durov lagi asyik-asyiknya terbang dengan jet pribadinya dari Azerbaijan, terus mendarat di Bandara Le Bourget, utara Paris. Eh, nggak taunya begitu mendarat, langsung dicegat sama pihak berwenang Prancis. Menurut Le Monde dan beberapa media Prancis lainnya, penangkapan ini terkait surat perintah pencarian yang menargetkan dugaan pelanggaran platform Telegram.
Kabarnya, sih, surat perintah ini datang dari L’Office Mineurs (OFMIN), agensi yang ngurusin kejahatan terhadap anak di bawah umur. OFMIN lagi ngelakuin penyelidikan awal soal Telegram, dan dugaan pelanggarannya nggak main-main, mulai dari penipuan, perdagangan narkoba, cyberbullying, hingga kejahatan terorganisir. Katanya, sih, ini semua gara-gara Telegram dianggap kurang melakukan moderasi konten.
Ngomong-ngomong soal Telegram, pasti banyak dari kalian yang bertanya-tanya, "Gimana nasib Telegram setelah bosnya ditangkap?" Tenang aja, Blockheads, The Open Network (TON), protokol blockchain pihak ketiga yang terintegrasi dengan Telegram, kabarnya masih jalan normal setelah Durov ditangkap. Malah, komunitas TON solid banget dan nunjukin dukungan penuh buat Durov di masa-masa sulit ini.
Di akun X resmi TON, mereka bilang, “Sebagai komunitas yang berkomitmen pada kebebasan berbicara dan desentralisasi, kami berdiri teguh di samping Pavel selama masa sulit ini.” Telegram sendiri belum kasih komentar resmi soal penangkapan ini. Masih ada tanda tanya besar nih, Blockheads, apakah Telegram harus nyerahin data penggunanya ke pihak berwenang Prancis atau nggak. Kita tunggu aja ya update selanjutnya!
Elon Musk dan Vitalik Buterin Bersuara
Nggak cuma kita-kita yang kaget, tokoh besar di dunia teknologi juga angkat bicara. Si Elon Musk, bos Tesla dan pemilik X (dulu Twitter), langsung bikin postingan di platformnya dengan hashtag #FreePavel. Dia nge-share wawancaranya Durov dengan jurnalis independen Tucker Carlson. Dalam video itu, Durov bilang bahwa akuisisi Twitter oleh Musk adalah langkah positif buat inovasi teknologi dan kebebasan berbicara.
Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, juga nggak mau kalah. Dia bilang di X kalau dia sebelumnya emang pernah kritik soal standar enkripsi Telegram, tapi dia juga ngaku bahwa info awal soal tuduhan terhadap Telegram ini bikin khawatir soal masa depan kebebasan software dan komunikasi di Eropa.
Gila ya, Blockheads! Ini masalah udah mulai ngerembet ke level yang lebih luas nih, sampai banyak tokoh penting ikut ngomentarin.
Telegram dan Privasi Pengguna
Seiring dengan berkembangnya berita soal penangkapan Durov dan investigasi terhadap Telegram, mulai muncul banyak pertanyaan tentang fitur privasi Telegram. Ada postingan di X dari GrapheneOS, sistem operasi mobile yang fokus pada privasi dan keamanan, yang bilang kalau Telegram punya akses penuh ke chat grup dan chat satu lawan satu, karena kekurangan enkripsi end-to-end. Mereka juga bilang fitur secret chat di Telegram pake enkripsi bikinan sendiri yang punya kelemahan, dan hapus konten di aplikasi mungkin nggak bener-bener ngilangin jejaknya.
Makanya, banyak yang mulai khawatir, jangan-jangan Telegram bisa aja nge-share pesan individu atau grup ke otoritas di Prancis. Waduh, makin rumit aja nih, Blockheads!
Kesimpulan, Blockheads
Gimana menurut kalian, Blockheads? Kasus ini jelas bukan masalah kecil. Dengan semua tuduhan yang lagi diselidiki, plus dukungan dari komunitas teknologi besar kayak Musk dan Buterin, semuanya lagi pada was-was soal apa yang bakal terjadi selanjutnya. Apakah Telegram bakal tetep bertahan sebagai platform yang aman dan bebas, atau bakal kena dampak besar dari kasus ini? Kita tunggu aja kelanjutannya.
Tetep stay tuned, Blockheads! Kita bakal terus update kalian soal berita seru dari dunia teknologi dan kripto. Keep it real, jangan lupa terus jaga privasi dan keamanan kalian, ya!