Amerika Serikat (AS) lagi memantau perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) di bidang keuangan. Menurut mereka, AI ini bisa ngasih untung gede, tapi juga bisa ngerusak stabilitas keuangan. Wah, gimana tuh ceritanya?
Departemen Keuangan AS yang diwakili Menteri Keuangan Janet Yellen baru aja ngadain konferensi ngomongin soal AI dan stabilitas keuangan. Ini adalah konferensi pertama kalinya yang ngebahas soal AI dan keuangan dalam 10 tahun terakhir. Yellen ngomong kalo AI bakal ngasih banyak kesempatan buat bank dan lembaga keuangan. Misalnya, AI bisa nguatin keamanan siber, membuat prediksi yang lebih akurat, melayani nasabah dengan lebih baik, dan mengurus rekening nasabah dengan lebih cepet.
Tapi, Yellen juga ngingetin kalo AI bisa ngebahayain. “ada juga permasalahan baru yang harus dihadapi, dan ini adalah bidang yang berkembang pesat.” kata Yellen.
Salah satu risiko terbesar AI adalah "sentralisasi model dan data". Bayangin aja, blockheads, kalo semua bank dan lembaga keuangan pake model AI yang sama. Trus datanya juga disimpan di tempat yang sama. Kalo sampe datanya bocor atau modelnya eror, bisa berabe semua!
Nggak cuma ngeliatin risiko, pemerintah AS juga ngeliatin potensi monopoli di bidang AI. Mereka ngeliatin dugaan monopoli di perusahaan-perusahaan yang ngembangin teknologi AI. Wah, bisa aja perusahaan tertentu ngekuasai teknologi AI dan ngatur-ngatur semua orang!
Misalnya nih, blockheads, pemerintah AS ngeliatin Microsoft yang menguasai pasar cloud computing. Mereka juga ngawasin Nvidia yang mendominasi pasar chipset AI. Bener nggak sih mereka ngelakuin monopoli? Kita tunggu aja penyelidikannya.
AI emang teknologi yang canggih, blockheads. Tapi, kita harus tetep waspada. Pengembangan AI harus tetep dikontrol dan diawasi biar nggak ngebahayain kita semua. Yang penting, kita harus tetep belajar dan ngembangin AI ke arah yang lebih baik ya!