Hey Blockheads! Kalian pasti udah dengar kabar tentang penangkapan Pavel Durov, pendiri Telegram, di Prancis bulan Agustus kemarin, kan? Nah, setelah sekian lama diam, akhirnya Durov buka suara nih. Yuk, kita bahas apa aja yang dia sampaikan dan gimana situasinya sekarang. Kaget dengan Penangkapan Dalam sebuah pesan yang disiarkan di channel publik Telegram-nya, Durov mengungkapkan keterkejutannya atas penangkapan tersebut. Dia bilang, sebenarnya nggak perlu sampai ditangkap segala, karena Telegram udah punya perwakilan resmi di Uni Eropa yang mengurus semua permintaan regulasi dan pertanyaan dari penegak hukum. Durov juga mengklaim kalau dia adalah warga negara Prancis dan sering berkunjung ke Konsulat Prancis di Dubai, jadi seharusnya otoritas Prancis punya banyak cara lain untuk menghubunginya tanpa harus melakukan penangkapan. Siap Tinggalkan Pasar yang Tidak Sejalan Durov juga nggak segan-segan menegaskan kalau Telegram siap angkat kaki dari negara yang nggak mendukung misi mereka untuk kebebasan berbicara dan berekspresi. Menurutnya, mereka nggak menjalankan Telegram demi uang, tapi untuk membawa kebaikan dan membela hak dasar manusia, terutama di tempat-tempat di mana hak-hak itu sering dilanggar. Wah, statement yang cukup berani, ya! Kritik Terhadap Keputusan Prancis Durov juga mengkritik keras keputusan Prancis untuk menargetkan dirinya secara pribadi, bukannya mengambil tindakan terhadap perusahaannya. Hal ini tentu memicu perdebatan lebih lanjut tentang kebijakan Prancis terhadap kebebasan berbicara. Macron: "Bukan Masalah Politik" Presiden Prancis, Emmanuel Macron, langsung merespon setelah penangkapan Durov dengan mengatakan bahwa penangkapan tersebut nggak bermotif politik. Tapi, pernyataan ini nggak cukup buat meredakan kritik internasional yang makin menggema. Banyak pihak, termasuk komunitas The Open Network dan eksekutif industri, yang menyerukan pembebasan Durov. Salah satu kritik paling keras datang dari Chris Pavlovski, pendiri dan CEO Rumble. Setelah penangkapan Durov, Pavlovski langsung hengkang dari Eropa dan memperingatkan bahwa Prancis udah nggak aman lagi untuk para pendiri teknologi yang mendukung kebebasan berbicara. Dia bahkan bilang bahwa Prancis udah melewati batas dengan menangkap CEO Telegram dan menegaskan bahwa Rumble akan menggunakan "segala cara yang ada" untuk melawan upaya penyensoran tersebut. Durov Tolak Bantuan Diplomatik Meskipun menghadapi investigasi hukum di Prancis, Durov dilaporkan menolak bantuan diplomatik dari Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA), dua negara yang juga menjadi kewarganegaraannya. Menurut laporan dari Politico, Durov hanya meminta agar Kedutaan Besar UEA tetap mendapat informasi tentang situasinya, tapi menolak kunjungan konsuler dari kedua negara tersebut. Apa Selanjutnya? Saat ini, Durov masih dilarang meninggalkan Prancis dan harus melapor ke pihak berwenang setiap minggu. Situasinya tentu masih berkembang, dan belum jelas bagaimana akhir dari drama ini. Yang pasti, banyak yang terus memperhatikan bagaimana Prancis akan menangani kasus ini, terutama terkait kebebasan berbicara yang jadi sorotan utama. Nah, Blockheads, gimana pendapat kalian soal kasus ini? Apakah ini akan memengaruhi masa depan Telegram dan kebebasan berbicara di dunia digital?
Daftar Artikel - Semua Berita
-
80
-
Halo Blockheads! Apa kabar? Kalian pasti tau dong kalau Qatar lagi gencar-gencarnya bertransformasi secara digital. Nah, kali ini ada kabar terbaru dari dunia aset digital di sana. Qatar baru aja meluncurkan kerangka regulasi komprehensif buat mengatur dan menciptakan aset digital. Yup, Qatar Financial Centre (QFC) yang berbasis di Doha jadi garda terdepan dalam inovasi ini. Kerangka Regulasi Aset Digital Qatar: Apa Saja Isinya? QFC bareng dua regulatornya, Qatar Financial Centre Authority (QFCA) dan Qatar Financial Centre Regulatory Authority (QFCRA), meluncurkan aturan baru yang jadi fondasi buat aset digital di Qatar. Jadi, kalau kalian penasaran, aturan ini nggak cuma ngatur soal tokenisasi dan pengakuan hukum atas hak kepemilikan di token dan aset dasar aja, lho. Mereka juga mengatur soal penitipan, transfer, dan pertukaran aset digital. Bahkan, kontrak pintar (smart contracts) juga diakui secara hukum! Qatar sendiri punya kerangka hukum, regulasi, pajak, dan bisnis yang terpisah dari negara bagian lainnya. Mirip sama zona ekonomi bebas di Uni Emirat Arab, QFC juga memberikan kebebasan buat kepemilikan asing hingga 100% dan repatriasi keuntungan secara penuh. Nggak cuma itu, pajak korporasi yang dikenakan juga cukup kompetitif, yaitu 10% dari keuntungan lokal. Cocok banget buat kalian yang pengen berinvestasi atau memulai bisnis di Qatar. Mendukung Transformasi Digital Qatar Regulasi ini nggak cuma buat gaya-gayaan aja, Blockheads. Menurut Gubernur Bank Sentral Qatar, Yang Mulia Sheikh Bandar bin Mohammed bin Saoud Al Thani, aturan baru ini jadi tonggak penting buat mewujudkan "Strategi Sektor Keuangan Ketiga" negara tersebut. Beliau yakin kalau kerangka regulasi ini bakal menghadirkan peluang besar buat sektor keuangan Qatar. Jadi, apa sih sebenarnya Strategi Sektor Keuangan Ketiga ini? Diluncurkan pada November 2023, strategi ini bertujuan buat menciptakan pasar modal yang bisa mengoptimalkan potensi ekonomi Qatar. Salah satu fokus utamanya adalah mengadopsi teknologi-teknologi baru yang bisa mempercepat transformasi digital di negara tersebut. Nah, regulasi aset digital ini jadi bagian dari rencana besar itu. Kolaborasi dengan Banyak Pihak Kerangka regulasi ini nggak dibuat asal-asalan, Blockheads. QFC kerja bareng 37 organisasi domestik dan internasional yang berkiprah di bidang keuangan, teknologi, dan hukum buat menyusun aturan ini. Dengan begitu, mereka berharap ekosistem aset digital di Qatar bisa aman, transparan, dan sesuai dengan standar internasional. Oh ya, sejak peluncuran Digital Assets Lab pada Oktober 2023, QFC udah menerima lebih dari 20 startup buat ngembangin, nge-test, dan mengkomersialkan produk serta layanan mereka. Ini bukti kalau Qatar serius banget buat mendukung inovasi di sektor digital. Bukan cuma buat pemain besar, tapi juga buat startup-startup yang punya ide-ide brilian. Peluang Besar di Depan Mata Dengan adanya kerangka regulasi ini, Qatar makin siap buat jadi salah satu pemain utama di dunia aset digital. Buat kalian yang punya minat di dunia crypto atau pengen ngejalanin bisnis berbasis digital, ini bisa jadi peluang emas. Qatar nggak cuma membuka pintu buat investor global, tapi juga memberikan kepastian hukum yang bikin tenang. Jadi, gimana nih Blockheads? Siap buat menyambut era baru di dunia aset digital? Dengan regulasi yang makin matang, Qatar bisa jadi salah satu destinasi utama buat kalian yang pengen explore dunia digital lebih jauh. Jangan sampai ketinggalan kereta, ya!
91 -
Hai Blockheads! Kalian mungkin udah nggak asing lagi dengan Solana, salah satu altcoin yang sering bikin heboh di dunia crypto. Tapi, gimana kabarnya sekarang? Sayangnya, kayaknya Solana lagi nggak begitu baik-baik aja nih. Dengan harga yang terus merosot dan indikator pasar yang kurang mendukung, kita perlu lihat lebih dalam apakah Solana bisa jatuh di bawah $100 di bulan September ini. Harga SOL Terjun Bebas, Kenape sih lu, SOL? Di akhir Agustus, Solana mencatatkan return mingguan terburuk kedua di tahun 2024, dengan penurunan sebesar 19,14%. Sebelumnya, penurunan terbesar terjadi di bulan Juli dengan 25,19%. Udah dua bulan berturut-turut nih Solana jadi sorotan negatif di pasar crypto. Apalagi, harga SOL juga udah nggak bisa bertahan di atas Exponential Moving Average (EMA) 200 hari, yang biasanya jadi patokan penting buat trader. Derivatif Ambil Alih, Short-Seller Berpesta Nggak cuma di spot market, di pasar derivatif juga harga Solana mengalami tekanan. Open interest (OI) Solana naik 20% setelah sebelumnya sempat turun 12% dalam sehari. Ini menunjukkan kalau para trader futures lagi gencar banget short-selling SOL, alias bertaruh kalau harga bakal terus turun. Indikator lain yang mendukung pandangan bearish adalah funding rate yang negatif selama seminggu terakhir, terlama sejak Oktober 2023. Dengan funding rate di -0,001, ini jadi yang terendah di tahun 2024. Jadi, udah jelas banget kalau sentimen pasar lagi nggak mendukung kenaikan harga SOL dalam waktu dekat. Volume DEX Solana Merosot Aktivitas on-chain Solana juga nggak kalah suram. Volume DEX mingguan Solana mencapai titik terendah dalam 6 bulan terakhir, hanya sebesar $7,7 miliar. Padahal, di bulan Maret, volume trading harian Solana di DEX sempat 50% lebih tinggi dari Ethereum, dengan volume trading harian yang secara rutin melewati $3 miliar. Tapi, sekarang euforia seputar memecoin di ekosistem Solana udah mulai pudar. Analisis Chart: SOL/BTC Terlihat Mengkhawatirkan Analisis teknikal juga nggak memberikan banyak harapan. Trader independen dengan nama Bluntz_Capital menganggap grafik SOL/BTC terlihat “mengerikan.” Menurut dia, Solana udah kelihatan seperti mencapai puncak dan berpotensi turun lebih jauh. Kalau beneran kejadian, ini bisa bikin harga Solana makin anjlok. Ujian Berat di Level $127 Sebelum mencapai titik kritis di $100, support terdekat Solana ada di sekitar $127. Sejak April 2024, SOL udah beberapa kali jatuh di bawah $120, tapi selalu berhasil kembali dan bertahan di atas $127. Namun, kali ini situasinya berbeda karena SOL udah kehilangan support dari EMA 200 hari, yang jadi pertanda struktur chart-nya makin bearish. Kalau Solana gagal bertahan di atas $127, target berikutnya adalah $110. Meskipun begitu, kalau pasar crypto secara keseluruhan terus mengalami tekanan, bisa jadi Solana bakal retest di zona demand antara $98 dan $104. Ini skenario terburuk buat Solana, yang bakal mengalami koreksi 22% dan mencapai level terendah baru di tahun ini. Akankah Solana Turun di Bawah $100? Nah, pertanyaannya sekarang, apakah Solana bakal jatuh di bawah $100 di bulan September? Jawabannya mungkin tergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan, terutama pergerakan Bitcoin. Kalau Bitcoin bisa bikin reli di Q4, harga Solana mungkin nggak akan turun sejauh itu. Tapi, kalau pasar terus bearish, kita harus siap-siap lihat SOL di bawah $100. Jadi, buat kalian yang masih pegang Solana, ini saatnya buat lebih waspada. Perhatikan terus pergerakan pasar dan jangan lupa buat selalu DYOR (Do Your Own Research). Semoga artikel ini bisa bantu kalian buat ngambil keputusan yang tepat, Blockheads! Keep calm and hodl on!
82 -
Halo, Blockheads! Dunia crypto emang seru, tapi nggak bisa dipungkiri juga, rawan banget jadi sasaran empuk para hacker. Nah, bulan Agustus ini, kerugian akibat ulah para hacker benar-benar bikin ngelus dada. Bayangin aja, total crypto yang dicuri mencapai $313,86 juta! Phishing Attack Jadi Faktor Utama Dari semua serangan di bulan Agustus, phishing attack adalah yang paling dominan. Nggak tanggung-tanggung, serangan ini menyumbang 93,5% dari total kerugian, dengan angka fantastis $293,4 juta. Jadi, buat kalian yang suka dapat link-link aneh, hati-hati ya, bisa-bisa saldo crypto kalian tiba-tiba amblas! Jangan klik-klik itu link deh ya, blockheads. Dua serangan phishing terbesar di bulan ini berhasil mencuri Bitcoin senilai $238 juta dan Dai sebesar $55,4 juta. Udah kayak jackpot aja nih buat para pelaku kejahatan siber. Sementara itu, serangan lainnya juga nggak kalah bikin rugi. Contohnya Ronin Network yang berhasil pulih $12 juta dari hacker, tapi tetep aja kehilangan $5,1 juta akibat transaksi kripto yang nggak sah. Kekhawatiran Terhadap Serangan Siber di Industri Crypto Nggak cuma di bulan Agustus aja, Blockheads. Menurut laporan dari Immunefi yang dirilis tanggal 29 Agustus, industri crypto udah kehilangan total $1,21 miliar akibat hack dan rug pull sepanjang tahun 2024 ini. Jadi, ini emang bukan masalah sepele. Dari awal tahun sampe sekarang, kerugian terus bertambah dan makin bikin para investor was-was. WazirX, salah satu exchange crypto terbesar di India, juga jadi korban serangan siber besar di bulan Juli. Mereka kehilangan dana sebesar $234,9 juta dari salah satu dompet multisig mereka. Saat ini, WazirX lagi berusaha buat pulih secara finansial dan menjalani proses hukum di Singapura buat mengejar pelaku kejahatan ini. Ethical Hacker Turun Tangan Tapi tenang, nggak semua hacker itu jahat, kok. Ada juga yang disebut ethical hackers, atau hacker baik yang justru mau bantu lindungi industri crypto dari ancaman seperti ini. Salah satu kelompok hacker baik ini, yang dikenal sebagai Security Alliance atau SEAL, dipimpin oleh white hat hacker dan peneliti Paradigm, Samczsun. Sejak diluncurkan di bulan Agustus 2023, SEAL udah menerima lebih dari 900 tiket terkait hack. Jadi, buat kalian yang udah pernah kena hack atau pengen mencegah hal itu terjadi, SEAL ini bisa jadi pahlawan di dunia crypto. Apa Dampaknya ke Proyek Crypto? Selain kerugian finansial yang langsung terasa, ada efek lain yang nggak kalah parah, yaitu hilangnya kepercayaan terhadap proyek-proyek crypto. Menurut laporan dari Immunefi, hampir 80% mata uang kripto nggak pernah bisa pulih nilainya setelah kena hack atau exploit. Jadi, bukan cuma kehilangan uang, tapi juga reputasi proyek tersebut bisa hancur lebur. Ini tentu jadi peringatan keras buat semua pelaku industri crypto, termasuk kalian, Blockheads! Selalu pastikan untuk hati-hati, gunakan keamanan yang kuat, dan jangan pernah gampang percaya sama link atau penawaran mencurigakan. Dunia crypto memang penuh potensi, tapi juga penuh risiko. Tetap waspada ya, supaya nggak jadi korban berikutnya! Tetap semangat berinvestasi dan jangan lupa untuk selalu cek update terbaru dari dunia crypto di sini!
79 -
Telegram, aplikasi chatting yang pasti kalian semua kenal, ternyata punya dana digital assets senilai $400 juta! Fakta ini muncul dari laporan keuangan mereka di tahun 2023. Raksasa Crypto di Balik Layar Telegram Ternyata Telegram nggak cuma jadi platform chatting biasa. Mereka udah mulai terjun serius di dunia crypto. Menurut laporan, aplikasi ini punya sekitar empat juta pengguna premium di akhir tahun 2023. Sekarang, angkanya udah naik jadi lebih dari lima juta pengguna premium. Tapi, di balik kesuksesan ini, Telegram masih harus berjuang keras secara finansial. Di tahun 2023, mereka melaporkan kerugian operasional sebesar $108 juta. Meskipun begitu, mereka berhasil meraup pendapatan hingga $342,5 juta. Nah, dari pendapatan ini, sekitar 40%-nya datang dari aktivitas yang terkait dengan aset digital, kayak “integrated wallet” and “sale of collectibles." Buat yang belum tahu, dompet terintegrasi ini adalah program software yang memungkinkan pengguna buat menyimpan, mengirim, menerima, dan memperdagangkan aset crypto. Jadi, Telegram nggak main-main dalam hal ini, mereka benar-benar menyediakan layanan yang canggih untuk para penggunanya. Selain itu, Telegram juga punya bisnis penjualan koleksi digital, mulai dari username keren sampai nomor telepon virtual. Mereka juga fasilitasi transaksi antar pengguna buat jual-beli koleksi ini, dan tentu aja, Telegram dapat fee dari setiap transaksi yang terjadi. Jadi, kalau kalian pernah beli username kece di Telegram, tahu kan sekarang siapa yang dapet untungnya? India, Raja Download Telegram Menurut data dari Statista, India jadi negara dengan jumlah download Telegram terbesar di tahun 2023, dengan 83,85 juta pengguna. Di posisi ketiga ada Amerika Serikat dengan 29,92 juta download. Wah, nggak heran kalau Telegram bisa sebesar ini dengan pengguna dari berbagai belahan dunia! Drama Penangkapan Pavel Durov Sayangnya, di tengah kesuksesan ini, ada drama besar yang terjadi. CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap saat pesawatnya mendarat di bandara Le Bourget, di luar Paris, pada 24 Agustus. Kabarnya, Durov menghadapi berbagai tuduhan serius, mulai dari terorisme, perdagangan ilegal, konspirasi, hingga pencucian uang. Wow, berat banget, ya! Penangkapan ini ternyata memicu reaksi besar di pasar crypto. Toncoin (TON), koin asli dari The Open Network yang awalnya dikembangkan oleh Telegram, mengalami penurunan harga drastis setelah berita penangkapan Durov tersebar. Dalam seminggu terakhir, harganya turun lebih dari 21%, dari sekitar $6,70 menjadi $5,30. Kapitalisasi pasarnya juga ikut anjlok hampir 2% jadi $13,42 miliar. Harapan untuk Rebound Meski harganya turun, beberapa analis percaya kalau TON bisa bangkit lagi. Kalau pasar ngeliat penangkapan ini sebagai insiden terisolasi yang nggak merusak ekosistem Toncoin secara keseluruhan, ada kemungkinan besar kalau trader bakal ngeliat ini sebagai kesempatan buat beli di saat panik. Jadi, gimana nih, Blockheads? Apakah kalian bakal ngikutin arus pasar dan nyari peluang di tengah drama ini? Atau kalian lebih milih wait and see dulu? Yang jelas, dunia crypto emang selalu penuh kejutan! Tetap stay tuned ya buat update terbaru dari Telegram dan dunia crypto!
81 -
Halo, Blockheads! Ada drama besar nih antara Elon Musk dan pemerintah Brasil. Kali ini, bukan soal roket atau mobil listrik, tapi soal platform media sosial kesayangan kita semua (eh ga semua deh, kesayangan mimin), yaitu twitter alias X. Jadi ceritanya, seorang hakim Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, memerintahkan buat nge-suspend X di Brasil karena Musk nggak mau menunjuk perwakilan hukum untuk perusahaan tersebut. Siapa Sebenarnya Hakim Moraes? Hakim Alexandre de Moraes ini emang udah lama banget investigasi soal penyebaran disinformasi, terutama pas masa pemerintahan mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Katanya, disinformasi ini banyak beredar di media sosial, termasuk di X. Nah, Moraes nggak main-main, dia serius banget mau menghentikan penyebaran berita palsu ini. Karena itu, dia minta Elon Musk buat nunjuk perwakilan hukum di Brasil, biar lebih gampang koordinasi dan ngejaga platform tetap bersih dari konten-konten yang nggak bener. Tapi si Musk? Dia malah bilang "tidak" dengan tegas. Bahkan, tim Global Government Affairs dari X bilang kalau mereka nggak bakal patuh sama perintah Moraes yang mereka sebut "ilegal" untuk nge-censor lawan politiknya. Musk vs. Moraes: Siapa yang Menang? Musk nggak cuma diem aja, Blockheads. Dia sampai bilang di beberapa postingannya kalau Hakim Moraes itu "jahat" dan "diktator" karena diduga melakukan sensor politik yang ilegal. Moraes udah lama ngincer X gara-gara platform ini dianggap membiarkan dan mempromosikan disinformasi terkait Bolsonaro. Dan sekarang, Moraes serius nih, dia beneran mau nge-suspend X di seluruh Brasil. Tapi yang bikin bingung, meski Moraes udah kasih ultimatum sampai 29 Agustus, pengguna X di Brasil ternyata masih bisa akses platform itu. Jadi, langkah apa yang bakal diambil Elon Musk dan X selanjutnya? Apakah mereka bakal tetap bandel dan ngelawan, atau akhirnya tunduk sama perintah Hakim Moraes? Dampak ke Pengguna X di Brasil Nah, buat kalian yang belum tahu, menurut data dari Statista, ada lebih dari 20 juta orang di Brasil yang pake X. Dengan total penduduk sekitar 217 juta, itu berarti cukup banyak yang bakal kena dampak kalau platform ini beneran di-suspend. Bisa dibayangin kan, gimana hebohnya dunia maya di sana kalau X tiba-tiba nggak bisa diakses lagi? Belum lagi, ini bukan masalah kecil buat Elon Musk. Selain X, perusahaan satelitnya, Starlink, juga kena imbas. Kabarnya, pada 29 Agustus, Moraes juga memerintahkan buat nge-freeze keuangan Starlink di Brasil. Wah, serangan bertubi-tubi nih buat Musk! Apa Selanjutnya? Apakah Musk bakal tetep keras kepala, atau dia akhirnya bakal ngerubah sikapnya? Kalau dilihat dari rekam jejaknya, Musk nggak gampang menyerah sih. Tapi kita lihat aja gimana kelanjutannya. Yang pasti, pengguna X di Brasil lagi harap-harap cemas nungguin apakah mereka bakal tetap bisa nge-tweet atau harus cari platform lain buat curhat. Gimana menurut kalian, Blockheads? Apakah Elon Musk beneran berani melawan keputusan hukum di Brasil, atau akhirnya dia bakal tunduk? Kita tunggu update selanjutnya ya! Tetap stay tuned dan jangan sampai ketinggalan berita terkini.
77 -
Stablecoin PayPal yang dijuluki PYUSD baru aja ngelewatin titik penting, gengs. Kapitalisasi pasarnya udah tembus 1 MILIAR DOLAR AS Buat yang masih awam, stablecoin tuh kayak uang digital yang nilainya dipatokin sama mata uang asli, kayak dolar AS misalnya. Jadi, 1 PYUSD nilainya selalu sama kayak 1 dolar AS. Nah, stablecoin PYUSD ini diterbitin bareng sama Paxos Trust Company, yang udah diawasi ketat sama regulator di Amerika. Emang sih, PYUSD masih 'bayi' dibandingin seniornya kayak Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) yang kapitalisasi pasarnya udah ratusan miliar dolar. Tapi, pencapaian 1 miliar dolar ini tetep patut dirayain, blockheads! Apalagi PYUSD baru diluncurin tahun 2023 kemarin. PayPal nggak tinggal diam dong buat ngegedein PYUSD. Mereka ngeluarin berbagai jurus, kayak ngasih reward buat yang nyimpen PYUSD di Anchorage Digital, trus ngeluncurin PYUSD di blockchain Solana biar makin banyak yang bisa pake. PayPal juga gandengan sama MoonPay biar kita bisa beli kripto pake akun PayPal. Nah, persaingan di dunia stablecoin ini emang ketat. Pesaing kayak USDC dari Circle juga ngasih bunga menarik buat yang nyimpen koin mereka. Tapi, langkah-langkah PayPal ini nunjukin mereka serius ngebangun ekosistem PYUSD. Jadi, blockheads, menurut kalian gimana masa depan PYUSD? Bakal bisa ngejar seniornya atau malah stagnan? Pantau terus perkembangannya, ya!
97 -
Halo, Blockheads! Ada berita yang bikin geger dari dunia tech, khususnya dari si bos besar Meta, Mark Zuckerberg. Jadi, Zuckerberg baru-baru ini ngaku kalau dia menyesal karena Meta, alias Facebook, tunduk sama tekanan dari pemerintah AS buat nge-censor konten terkait COVID-19. Jadi gini, ceritanya si Zuckerberg nulis surat pada 26 Agustus ke Jim Jordan, Ketua Komite Kehakiman DPR AS. Dalam surat itu, dia ngejelasin gimana pemerintahan Biden beberapa kali “menekan” Facebook buat nge-censor informasi tertentu soal COVID-19. Bukan cuma informasi serius, tapi juga humor dan satire! Bayangin aja, Blockheads, candaan pun nggak luput dari sensor! Zuckerberg bilang kalau pada akhirnya, tim Meta yang bikin keputusan buat nge-censor konten-konten itu. Tapi sekarang, dengan semua informasi yang baru dan pengetahuan lebih dalam, dia mengaku kalau beberapa keputusan yang mereka ambil saat itu nggak akan dilakukan lagi. Dia tegasin, “Saya percaya tekanan dari pemerintah itu salah, dan saya menyesal karena kita nggak lebih vokal menentangnya.” Penyesalan Zuckerberg Yup, Blockheads, Zuckerberg juga bilang kalau dia khawatir soal standar konten mereka yang dikompromikan gara-gara tekanan pemerintah, dan itu nggak seharusnya terjadi, nggak peduli dari pihak mana pun tekanannya. Menariknya, ini bukan pertama kalinya Zuck mengungkapkan penyesalannya. Dia juga ngaku nyesel karena dulu sempat ngurangi eksposur cerita tentang disinformasi Rusia dan laptop Hunter Biden pada tahun 2020, sambil nunggu hasil dari para fact-checker. Waktu itu, Facebook emang jadi sorotan gara-gara censoring konten, dan Zuckerberg bilang sekarang kebijakan udah diubah supaya kejadian serupa nggak terulang lagi. Surat Zuckerberg ini langsung nyebar cepat di media sosial, terutama di X (dulunya Twitter). Banyak orang yang punya pandangan serupa soal kebebasan bicara langsung nimbrung, termasuk Gabor Gubacs, Direktur Strategi Aset Digital di VanEck. Dia bilang senang karena Zuckerberg akhirnya ngomong blak-blakan soal ini. “Setiap pejabat yang secara ilegal menekan perusahaan media untuk menyensor pengguna mereka harus disebutkan namanya, diselidiki, dan diadili di pengadilan." "Orang-orang sudah muak. Pemerintah tidak mengendalikan ucapan. Bumi bukanlah penjara dan mereka bukanlah sipir kita,” imbuhnya. Mike Lee, Senator AS dari Utah, juga ikut nimbrung dengan bilang, “Siapa yang berharap penyesalan Mark Zuckerberg ini datang sebelum kerusakan terjadi, bukan beberapa tahun kemudian?” Charlie Kirk, pendiri dan CEO Turning Point USA, dengan pengikut 3.3 juta di X, bilang kalau kita harus dukung para pemimpin industri Amerika buat melakukan hal yang benar. Dia nambahin kalau meski wajar buat nggak percaya 100%, dia bakal senang banget kalau lihat Zuckerberg akhirnya muncul sebagai juara kebebasan bicara. Elon Musk Kasih Tanggapan Dan pastinya, nggak ketinggalan, Elon Musk, yang selalu punya komentar soal apapun, ikut kasih reaksi. Dia bilang kalau platform media sosialnya, X, benar-benar dirancang buat mendukung semua sudut pandang, selama masih dalam batas hukum negara-negara. Dia juga bilang kalau pengakuan Zuckerberg ini adalah “langkah ke arah yang benar.” Jadi, gimana nih, Blockheads? Ternyata si bos besar Meta ini akhirnya mengakui kesalahan dan penyesalannya setelah tekanan pemerintah bikin mereka censor banyak konten selama pandemi. Pertanyaannya sekarang, apakah ini cuma pengakuan telat, atau tanda kalau Zuckerberg bakal lebih proaktif melindungi kebebasan bicara di masa depan? Kita semua tentu berharap hal kayak gini nggak terulang lagi. Buat sekarang, mari kita liat apakah Zuckerberg benar-benar akan jadi pahlawan kebebasan bicara, atau cuma omong kosong belaka. Tetap pantengin berita selanjutnya, Blockheads!
72 -
Hai Blockheads! Ada update terbaru nih soal penangkapan Pavel Durov, CEO Telegram. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru aja ngeluarin pernyataan yang bilang kalau penangkapan Durov bukan terkait politik. Macron bilang, penangkapan Durov di bandara Le Bourget pada 24 Agustus lalu adalah bagian dari investigasi hukum yang sedang berjalan. Pernyataannya ini muncul sebagai tanggapan atas informasi palsu yang beredar di media sosial tentang dugaan pelanggaran kebebasan berbicara. Sejak Durov ditangkap, banyak spekulasi tentang tuduhan apa yang bakal dia hadapi. Telegram sendiri udah ngeluarin pernyataan dukungan buat Durov dan berharap masalah ini cepet selesai. Durov Masih Ditahan Sampai sekarang, Durov masih ditahan di Prancis. Meskipun belum ada detail tentang tuduhannya, penangkapan ini udah bikin banyak orang ngamuk. Elon Musk, misalnya, udah minta Durov dibebaskan. Nah, gimana menurut Blockheads? Apa kalian percaya sama pernyataan Macron? Atau kalian curiga ada motif politik di balik penangkapan Durov?
52 -
Hey Blockheads! Pavel Durov, pendiri sekaligus CEO Telegram, ditangkap di Prancis pada 24 Agustus. Gimana bisa? Yuk, kita bahas detailnya! Ceritanya, Durov lagi asyik-asyiknya terbang dengan jet pribadinya dari Azerbaijan, terus mendarat di Bandara Le Bourget, utara Paris. Eh, nggak taunya begitu mendarat, langsung dicegat sama pihak berwenang Prancis. Menurut Le Monde dan beberapa media Prancis lainnya, penangkapan ini terkait surat perintah pencarian yang menargetkan dugaan pelanggaran platform Telegram. Kabarnya, sih, surat perintah ini datang dari L’Office Mineurs (OFMIN), agensi yang ngurusin kejahatan terhadap anak di bawah umur. OFMIN lagi ngelakuin penyelidikan awal soal Telegram, dan dugaan pelanggarannya nggak main-main, mulai dari penipuan, perdagangan narkoba, cyberbullying, hingga kejahatan terorganisir. Katanya, sih, ini semua gara-gara Telegram dianggap kurang melakukan moderasi konten. Ngomong-ngomong soal Telegram, pasti banyak dari kalian yang bertanya-tanya, "Gimana nasib Telegram setelah bosnya ditangkap?" Tenang aja, Blockheads, The Open Network (TON), protokol blockchain pihak ketiga yang terintegrasi dengan Telegram, kabarnya masih jalan normal setelah Durov ditangkap. Malah, komunitas TON solid banget dan nunjukin dukungan penuh buat Durov di masa-masa sulit ini. Di akun X resmi TON, mereka bilang, “Sebagai komunitas yang berkomitmen pada kebebasan berbicara dan desentralisasi, kami berdiri teguh di samping Pavel selama masa sulit ini.” Telegram sendiri belum kasih komentar resmi soal penangkapan ini. Masih ada tanda tanya besar nih, Blockheads, apakah Telegram harus nyerahin data penggunanya ke pihak berwenang Prancis atau nggak. Kita tunggu aja ya update selanjutnya! Elon Musk dan Vitalik Buterin Bersuara Nggak cuma kita-kita yang kaget, tokoh besar di dunia teknologi juga angkat bicara. Si Elon Musk, bos Tesla dan pemilik X (dulu Twitter), langsung bikin postingan di platformnya dengan hashtag #FreePavel. Dia nge-share wawancaranya Durov dengan jurnalis independen Tucker Carlson. Dalam video itu, Durov bilang bahwa akuisisi Twitter oleh Musk adalah langkah positif buat inovasi teknologi dan kebebasan berbicara. Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, juga nggak mau kalah. Dia bilang di X kalau dia sebelumnya emang pernah kritik soal standar enkripsi Telegram, tapi dia juga ngaku bahwa info awal soal tuduhan terhadap Telegram ini bikin khawatir soal masa depan kebebasan software dan komunikasi di Eropa. Gila ya, Blockheads! Ini masalah udah mulai ngerembet ke level yang lebih luas nih, sampai banyak tokoh penting ikut ngomentarin. Telegram dan Privasi Pengguna Seiring dengan berkembangnya berita soal penangkapan Durov dan investigasi terhadap Telegram, mulai muncul banyak pertanyaan tentang fitur privasi Telegram. Ada postingan di X dari GrapheneOS, sistem operasi mobile yang fokus pada privasi dan keamanan, yang bilang kalau Telegram punya akses penuh ke chat grup dan chat satu lawan satu, karena kekurangan enkripsi end-to-end. Mereka juga bilang fitur secret chat di Telegram pake enkripsi bikinan sendiri yang punya kelemahan, dan hapus konten di aplikasi mungkin nggak bener-bener ngilangin jejaknya. Makanya, banyak yang mulai khawatir, jangan-jangan Telegram bisa aja nge-share pesan individu atau grup ke otoritas di Prancis. Waduh, makin rumit aja nih, Blockheads! Kesimpulan, Blockheads Gimana menurut kalian, Blockheads? Kasus ini jelas bukan masalah kecil. Dengan semua tuduhan yang lagi diselidiki, plus dukungan dari komunitas teknologi besar kayak Musk dan Buterin, semuanya lagi pada was-was soal apa yang bakal terjadi selanjutnya. Apakah Telegram bakal tetep bertahan sebagai platform yang aman dan bebas, atau bakal kena dampak besar dari kasus ini? Kita tunggu aja kelanjutannya. Tetep stay tuned, Blockheads! Kita bakal terus update kalian soal berita seru dari dunia teknologi dan kripto. Keep it real, jangan lupa terus jaga privasi dan keamanan kalian, ya!
59 -
Hai Blockheads! Ada kabar menarik dari dunia politik dan kripto! Senator Ted Cruz dari Texas baru aja dapet dukungan dari Texas Blockchain Council (TBC) buat nyalon lagi jadi senator. TBC ini adalah organisasi yang ngedukung perkembangan kripto dan blockchain di Texas. Mereka ngasih dukungan ke Cruz pas lagi ngunjungin fasilitas penambangan Bitcoin milik Core Scientific di Denton, Texas. Ketua TBC, Lee Bratcher, bilang kalau Cruz paham banget tentang Bitcoin dan pentingnya penambangan Bitcoin buat stabilitas jaringan listrik di Texas. Cruz sendiri udah sering ngomongin soal Bitcoin dan penambangan di berbagai acara kripto. Dia bahkan bilang, "Bitcoin itu masa depan!" Coinbase juga ngasih nilai tinggi ke Cruz karena dianggap sangat mendukung kripto berdasarkan riwayat voting dan cuitan-cuitannya. Cruz terkenal sebagai pendukung Bitcoin yang vokal. Dia pernah bilang, "Gue suka Bitcoin karena pemerintah nggak bisa ngontrol." Sebagai informasi tambahan, Texas adalah salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang punya banyak perusahaan penambangan Bitcoin, kayak Riot Platforms dan Core Scientific. Bahkan, TBC pernah ngelawan pemerintah federal yang mau ngumpulin data dari para penambang Bitcoin. Nah, Blockheads, ini artinya apa? Ya, makin banyak dukungan buat industri kripto di Texas! Kita tunggu aja kelanjutannya, apakah Cruz bakal menang dan terus ngedukung perkembangan kripto di Amerika Serikat. Tapi inget, dunia politik itu penuh liku-liku. Kita nggak bisa cuma liat dari satu sisi aja. Tetap kritis dan cari informasi dari berbagai sumber, ya!
61 -
Hai Blockheads! Ada kabar terbaru dari dunia mining Bitcoin. TeraWulf, salah satu perusahaan mining Bitcoin, baru aja ngeluarin laporan keuangan kuartal kedua. Hasilnya gimana? Yuk, kita bahas! Bitcoin Susut, Tapi Pendapatan Naik TeraWulf ngaku berhasil nambang 699 Bitcoin di kuartal kedua tahun ini. Angka ini turun 21% dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, mereka tetep berhasil ngalahin ekspektasi pasar dengan pendapatan sebesar $35,6 juta. Tapi sayang, laba bersih mereka malah minus $0,03 per saham, nggak sesuai sama prediksi analis yang cuma minus $0,02 per saham. Biaya Tambang Naik Drastis Salah satu penyebab turunnya laba adalah kenaikan biaya tambang Bitcoin yang gila-gilaan. Biaya tambang per Bitcoin naik dari $6.688 di kuartal kedua tahun lalu jadi $22.954 di kuartal kedua tahun ini. Naiknya sampe 243%. Kenapa bisa gitu? Ternyata ada dua faktor utama. Pertama, kesulitan menambang Bitcoin naik dua kali lipat. Kedua, ada Bitcoin Halving yang bikin imbalan buat penambang jadi setengahnya. Dari Tambang Bitcoin ke AI Meskipun hasil tambang Bitcoin kurang memuaskan, TeraWulf nggak nyerah. Mereka malah mau ngembangin bisnis ke bidang lain, yaitu high-performance computing (HPC) dan artificial intelligence (AI). Mereka udah mulai bangun gedung baru di fasilitas Lake Mariner buat nampung infrastruktur tambahan. Rencananya, gedung ini bisa nambah kapasitas 50 MW pas udah selesai dibangun tahun depan. Sebelumnya, TeraWulf juga udah beli cluster GPU dari NVIDIA buat nyoba-nyoba bisnis AI. TeraWulf juga ngasih sinyal terbuka buat merger sama perusahaan lain. Tujuannya buat nambahin margin keuntungan. Ini kan gara-gara ada kabar soal Riot Platforms yang mau beli Bitfarms beberapa waktu lalu. Jadi, kesimpulannya, TeraWulf lagi berusaha diversifikasi bisnis buat nggak terlalu ketergantungan sama Bitcoin. Mereka liat potensi besar di bidang AI dan HPC. Kita tunggu aja kabar selanjutnya dari mereka, Blockheads!
65