Harga bitcoin bisa aja naik drastis kalau Trump menang di pemilu AS 5 November nanti. Banyak analis juga yang bilang kalau Donald Trump menang di pemilu presiden 5 November nanti, bisa jadi trigger buat crypto market naik drastis, semacam “dopamine hit” buat harga Bitcoin. Tapi, jangan keburu seneng dulu, ada beberapa hal yang perlu diperhatiin nih! Euforia Sementara atau Lonjakan yang Berlanjut? Menurut Pav Hundal, lead analyst di Swyftx, kemenangan Trump emang bisa bikin harga Bitcoin kayak dapet suntikan dopamine, euforia sesaat. Tapi, Hundal juga kasih peringatan bahwa kondisi market sekitar pemilu bakal jadi lebih volatile, alias naik turun gak karuan. Banyak trader yang beranggapan bakal ada lonjakan, tapi risiko fluktuasi besar tetep ada. Nick Forster, pendiri Derive, juga kasih insight kalau sekarang market udah harga-in volatilitas tinggi untuk sekitar tanggal pemilu. Beberapa trader bahkan lagi nge-buy call options, yaitu prediksi harga naik, buat dapetin cuan dari skenario “buy the rumor.” Tapi, ada kemungkinan juga bakal terjadi aksi “sell the news” alias harga anjlok kalau hasil pemilu gak sesuai ekspektasi. Sejak 23 Oktober, harga Bitcoin udah naik sekitar 7,62% dan mencapai $72rban, hampir nyentuh all-time high dari bulan Maret lalu. Tapi, Hundal tetep ngerasa hasil pemilu bukanlah faktor utama buat nge-push harga Bitcoin ke $100K. Banyak analis percaya, harga Bitcoin bakal capai enam digit sebelum akhir tahun, gak peduli siapa pun yang menang di Gedung Putih. Dan Tapiero, pendiri 10T Holdings, juga berpendapat sama. Menurut dia, harga Bitcoin bakal meroket, selama gak ada “exogenous shock” atau kejadian mendadak yang bikin pasar panik. Jadi, kalau ekspektasi ini bener, siapa pun yang menang nanti, harga Bitcoin masih berpeluang gede buat naik ke level lebih tinggi. Forster kasih saran buat trader yang gak mau gambling asal-asalan, dia bilang strategi diversifikasi jadi pilihan aman buat hindarin risiko tinggi di momen kayak gini. Soalnya, market lagi sensitif banget sama berita global maupun domestik. Buat yang punya modal lebih, bisa nih nyoba strategi hedging buat ngelindungin investasi mereka. Di sisi lain, Hundal kasih angin segar buat blockheads yang lebih suka invest jangka panjang. Menurut dia, kalau kalian bukan tipe trader yang udah pengalaman trading, gak usah pusing-pusing soal pemilu ini. Market fundamental Bitcoin sendiri masih nunjukin sinyal positif menuju 2025, jadi main santai juga gak masalah. David Lawant, kepala riset di FalconX, juga bilang kalau Bitcoin bakal perform baik siapa pun yang jadi presiden AS. Untuk blockheads yang ngincer cuan dari pergerakan harga yang cepat, siapin strategi dan perhitungkan risiko tinggi. Tapi buat yang main jangka panjang, mungkin pemilu ini gak perlu bikin kalian terlalu was-was. Jadi, siapin strategi kalian, blockheads! Gak ada yang salah buat optimis kalau Trump menang bisa jadi “boost” buat Bitcoin, tapi jangan lupa cek-cek kondisi pasar dan tetep hati-hati. Let’s see where the market takes us, and semoga kita bisa cuan bersama!
Daftar Artikel - Semua Berita
-
37
-
Visa dan Coinbase baru aja mengumumkan kolaborasi yang memungkinkan pengguna kartu debit Visa tertentu untuk beli, tarik, dan setor kripto langsung secara instan. Ini terobosan yang bisa bikin pengalaman trading kita makin cepat, gak pake lama. Dengan kerja sama ini, pengguna Visa yang punya kartu debit tertentu di AS dan Uni Eropa bisa langsung setor dana dari akun mereka ke Coinbase. Artinya, kalian bisa deposit dan withdraw secara instan tanpa harus nunggu lama, tergantung bank dan wilayahnya. Fitur ini nggak cuma buat setor-tarik, lho! Kalian juga bisa langsung beli kripto pakai kartu debit Visa kalian. Yanilsa Gonzalez Ore, kepala Visa Direct di Amerika Utara, bilang, “Pengguna Coinbase yang punya kartu debit Visa sekarang bisa manfaatin peluang trading kapan pun mereka mau.” Jadi, nggak ada cerita kelewatan momen penting lagi buat trading atau beli-beli aset kripto, blockheads. Kerja sama ini juga hadir di momen yang menarik. Setelah drama besar-besaran FTX yang bikin industri keuangan tradisional agak skeptis sama kripto, pasar sempat jadi rada tenang. Krisis yang terjadi di awal 2023 bikin banyak perusahaan keuangan tarik ulur soal layanan kripto mereka. Tapi dengan MiCA (Market in Crypto-Assets Regulation) di Eropa yang sudah aktif, sekarang ada payung hukum yang lebih jelas untuk pemain kripto seperti Coinbase. Pengaruh Politik di AS: Harapan Aturan Pro-Kripto Di AS, Coinbase dan pemain kripto besar lain bahkan udah ngehabisin banyak uang buat dukung calon-calon di pemilihan presiden dan kongres. Harapannya, siapa pun yang menang nanti di 5 November, regulasi pro-kripto bisa lebih cepat disahkan. Visa udah lama ada di dunia kripto, dari dulu kan mereka udah kerja bareng Coinbase buat ngeluncurin kartu debit kripto, yang bisa kita pake buat belanja langsung dari saldo kripto di merchant-merchant Visa. Oh iya, bukan cuma sama Coinbase, Visa juga baru aja ngejalin kerjasama serupa dengan FV Bank buat dukung kartu debit fintech ini yang bisa diisi pake kripto atau cash. Apa Artinya Buat Kita? Kolaborasi ini bisa jadi game changer buat blockheads yang aktif trading, atau sekadar pengen akses instan ke aset kripto. Dengan dukungan dari Visa, kecepatan transaksi jadi makin maksimal. Artinya, siap-siap aja, blockheads, mungkin bakal makin banyak bank atau platform keuangan yang nyediain fitur serupa. Gak menutup kemungkinan, suatu saat nanti kita semua bisa punya akses gampang dan instan ke kripto kayak gini.
38 -
GM Blockcheads, Bitcoin lagi bikin full senyum nih, akhirnya tembus angka $70,000 bahkan sekarang sudah $71,000 setelah beberapa bulan berusaha naik dari level bawah. Ini jadi harga tertingginya Bitcoin sejak Juni lalu, dan semuanya berkat tren inflow besar-besaran ke ETF Bitcoin yang berbasis di Amerika Serikat. Selain ETF inflow besar-besaran, ada penyebeb lainnya ga sih? Mari kita bahas! Ini dia salah satu faktor utama di balik lonjakan Bitcoin. Minggu yang berakhir pada 25 Oktober kemarin, ETF Bitcoin yang terdaftar di Amerika mencatat inflow sebesar $920 juta, bawa total inflow sepanjang tahun 2023 ke angka fantastis, yaitu $25,4 miliar. Menurut CoinShares, inflow segede gini gak cuma sekadar bikin harga BTC naik, tapi juga jadi sinyal betapa kuatnya minat investor buat ikutan naik kapal kripto. Golden Cross: Sinyal Bullish yang Ditunggu-tunggu Beberapa trader pro kripto juga mencatat bahwa grafik Bitcoin baru aja menunjukkan pola yang disebut golden cross. Buat yang belum tahu, golden cross adalah pola di mana rata-rata pergerakan 50 hari BTC melintasi rata-rata 200 hari—tanda klasik akan adanya potensi kenaikan harga yang lebih lanjut. Jadi, selain inflow yang gede, sinyal teknis ini juga bikin para bull makin yakin buat dorong harga BTC lebih tinggi. Drama DOJ vs. Tether Gak Pengaruh Lama Memang sempat ada drama waktu DOJ dilaporkan mengusut stablecoin issuer Tether, yang bikin BTC turun sebentar sampai ke level $66,510. Tapi, ternyata ini gak berlangsung lama. BTC langsung bangkit lagi gara-gara berbagai sentimen positif dari investor dan berita-berita global yang ngasih angin segar buat pasar kripto. Faktor Politik Bawa Sentimen Positif Ada hal unik yang ikut pengaruh juga nih, blockheads. Menurut data Polymarket, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, lagi unggul sekitar 32 poin persentase di pasar prediksi atas Wakil Presiden Kamala Harris buat pemilu Amerika 5 November nanti. Walaupun polling resmi dari FiveThirtyEight justru nunjukin Harris unggul 1,3 poin, pergerakan ini bikin market kripto ikut terpengaruh secara psikologis. Bitcoin Hampir Ke All-Time High Lagi? Setelah drama global yang biasanya jadi risiko buat pasar kripto, sekarang Bitcoin ada di puncak teratas sejak pertengahan Mei lalu, dan cuma berjarak sekitar 5% lagi dari rekor all-time high di $73,679 yang dicapai 13 Maret. Jika Bitcoin berhasil melewati level ini, bukan gak mungkin BTC bakal lanjut terbang makin tinggi, mungkin sampai bawa harga-harga altcoin lain ikutan naik juga. Jadi, buat kalian yang masih hold atau lagi mau masuk, siapa tahu kesempatan ini bakal kasih kalian keuntungan besar. Buat blockheads yang lagi nunggu momen buat cuan gede, ini bisa jadi pertanda kuat buat waspada dan stay updated. Terus pantengin pergerakan BTC, siapa tahu momen ini jadi tiket emas buat kita semua.
40 -
GM Blockheads! Kali ini kabar datang dari Amerika Serikat. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) lagi-lagi bikin berita dengan kasus yang melibatkan platform kripto, kali ini terkait AurumXchange. Maximiliano Pilipis adalah orang yang mengoperasikan AurumXchange dituduh terlibat dalam pencucian uang dari situs jual-beli di darknet terkenal, Silk Road. Apa Itu AurumXchange dan Siapa Maximiliano Pilipis? AurumXchange adalah platform pertukaran kripto yang dijalankan Pilipis dari 2009 sampai 2013. Platform ini kabarnya udah ngeproses lebih dari $30 juta lewat 100 ribu transaksi. Tapi tunggu dulu, guys, di antara transaksi-transaksi ini, ada juga yang ternyata berasal dari Silk Road, sebuah situs di darknet yang terkenal jadi pasar gelap segala macam produk. Silk Road sendiri dikelola oleh Ross Ulbricht (alias Dread Pirate Roberts) dari 2011 sampai 2013 dan dijuluki sebagai Amazon-nya darknet karena anonimnya dan segala hal ilegal bisa dijual di sana. Pasca FBI membekukan Silk Road di 2013, AurumXchange juga mulai jadi sorotan karena gak punya lisensi dan dugaan pencucian uangnya. Bayangin deh, Pilipis berhasil kumpulin jutaan dolar dari transaksi-transaksi gelap ini, termasuk 10,000 Bitcoin yang nilainya sekitar $1,2 juta waktu itu. DOJ bilang kalau Pilipis gak cuma gak lapor ke pemerintah, tapi juga ngehindarin kewajiban Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) alias Pencegahan Pencucian Uang. Dengan kata lain, doi ngebebasin para penggunanya buat transfer dana anonim tanpa identitas yang jelas. Ketika AurumXchange tutup, Pilipis diduga membagi dan mindahin semua asetnya, termasuk Bitcoin, buat dicairin jadi dolar dan investasinya digunakan buat beli properti di Arcadia dan Noblesville, Indiana. Ternyata, masalahnya gak cuma soal pencucian uang aja, blockheads. DOJ juga ngeklaim kalau Pilipis gak melapor pajak di 2019 dan 2020 meskipun asetnya ngasilin ratusan ribu dolar. Jadi, sekarang dia gak cuma dihadapkan sama lima dakwaan pencucian uang, tapi juga tuduhan lalai dalam ngelapor pajak. Kalau nanti Pilipis dinyatakan bersalah, dia bisa kena hukuman sampai 10 tahun penjara dan denda hingga $250,000. Tapi ingat, keputusan akhir bakal ditetapin sama hakim federal berdasarkan pedoman hukuman dan faktor-faktor lain. Jadi, hukumannya mungkin bisa lebih ringan, tapi tetep aja situasinya udah serius banget buat Pilipis. Kasus ini jadi pengingat keras buat para blockheads yang ngelirik pasar kripto atau bahkan operator platform kripto. Patuhi regulasi seperti KYC dan AML biar gak berurusan sama hukum. Dunia kripto emang bebas, tapi tetep ada aturan mainnya, bro!
42 -
Hey Blockheads tau ga sih kalo Thailand sekarang mulai shift dari fokus ritel ke arah investasi yang lebih institusional. Kabar ini muncul dari CEO Binance Thailand, Nirun Fuwattananukul, yang bilang kalau negara ini punya potensi jadi fintech hub di Asia Tenggara. Menurut Nirun dalam opininya di Bangkok Post (25 Okt), langkah baru dari Komisi Sekuritas Thailand (SEC) ini penting banget buat mendewasakan ekosistem kripto Thailand. Mereka sekarang ngijinin dana-dana mutual dan dana privat institusional buat mulai investasi di produk-produk kripto seperti ETF kripto berbasis spot dari Amerika Serikat. Langkah ini ngasih ruang buat strategi investasi yang lebih beragam dan bantu aset digital makin diterima di dunia mainstream. Tapi, Nirun jelas-jelas bilang kalau ini bukan cuma soal ngebawa Bitcoin ke dunia perbankan, tapi lebih ke ngebangun ekosistem yang lebih dewasa. Ekosistem yang ngasih ruang buat institusi keuangan Thailand buat mulai lirik aset kripto sebagai bagian dari portofolio mereka. Misi akhirnya? Menjadikan Thailand sebagai pusat digital asset di kawasan ini. Kebijakan baru ini masih lebih ditargetin buat high-net-worth investors alias investor yang duitnya banyak. Akses ritel masih agak dibatasin, dan Thailand Central Bank juga tetep belum ngijinin kripto buat alat pembayaran. Jadi, walaupun aturannya makin longgar buat institusi, ritel masih belum dapet jatah buat transaksi harian. Tokenisasi Aset Dunia Nyata: Masa Depan Investasi Thailand? Gak cuma fokus ke aset kripto, Thailand juga mulai lirik tokenisasi aset nyata (RWA). Tren ini memungkinkan bank dan institusi keuangan buat ngubah aset tradisional kayak obligasi, properti, bahkan saham jadi aset digital berbasis blockchain. Menurut riset dari Tren Finance, pasar RWA tokenisasi ini bisa tumbuh sampai 50 kali lipat di 2030. Ini gak cuma buat gaya-gayaan ya, blockheads, tapi ini bener-bener masa depan investasi yang bisa ngebuka peluang baru buat semua pemain di pasar finansial Thailand. Eh, tapi jangan salah kira ya, pasar ritel tetep eksis dan masih hype di Thailand. Bitkub, yang jadi saingan Binance Thailand, punya volume harian sebesar $33,5 juta menurut data CoinGecko. Jadi, meski arah regulasi sekarang lagi menuju institusi, aktivitas ritel tetep jalan terus dan bahkan mungkin bakal berkembang. Langkah SEC Thailand ini ngebuktiin kalau Thailand serius banget buat jadi pusat digital asset. Dengan regulasi yang makin jelas dan aman, mereka siap ngasih ruang buat institusi dan investor gede-gedean. Jadi, buat para blockheads di luar sana, siapa tau Thailand bakal jadi tujuan investasi kripto yang ciamik di masa depan.
39 -
Hey Blockheads, gimana nih kalau Microsoft tiba-tiba masuk ke dunia Bitcoin? Ada usulan dari salah satu pemegang saham Microsoft yang pengen perusahaan raksasa ini ngelirik Bitcoin dan, siapa tahu, masukin sebagian asetnya ke kripto terbesar ini. Tapi, sebelum kalian kegirangan, ada twist nih — Microsoft sendiri nyaranin buat gak ikutan hype ini. Jadi, pada tanggal 10 Desember nanti, para pemegang saham Microsoft bakal voting soal apakah perusahaan perlu mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset cadangan mereka. Dalam pengajuan ke Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat tanggal 24 Oktober lalu, usulan ini dinamakan Assessment of Investing in Bitcoin. Buat yang belum tau, ide ini bukan muncul dari pihak Microsoft sendiri. Yang nge-push usulan ini adalah National Center for Public Policy Research (NCPPR), sebuah lembaga riset independen yang ngaku fokus buat jaga kebebasan dan hak-hak warga AS. Mereka bilang Microsoft harusnya minimal nyoba pegang Bitcoin sebagai aset cadangan, meski cuma 1%. NCPPR: "Lihat MicroStrategy, Mereka Cuan Gede!" Menurut NCPPR, Microsoft harusnya ngelihat gimana MicroStrategy, perusahaan teknologi yang lebih kecil, justru berhasil cuan besar lewat strategi investasi Bitcoin. Mereka ngeklaim MicroStrategy malah outperform Microsoft hingga 300% tahun ini. Gokil, kan? Buat NCPPR, investasi Bitcoin ini bisa jadi solusi untuk ngelawan inflasi dan keuntungan rendah dari obligasi perusahaan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang lagi penuh ketidakpastian. Sayangnya, Microsoft kayaknya gak terlalu tertarik sama ide ini. Di filing yang sama, dewan direksi mereka nyaranin buat tolak usulan ini. Alasannya, mereka bilang mereka udah punya proses evaluasi buat berbagai aset investable, termasuk Bitcoin, jadi mereka gak perlu masukkan ini secara khusus ke dalam agenda investasi. Alasan lainnya? Fokus mereka sekarang lebih ke teknologi AI, bukan blockchain. Ini bisa dimaklumi juga sih, mengingat AI lagi booming banget sekarang dan pastinya punya dampak lebih langsung buat produk dan layanan Microsoft. Dulu Pernah Terima Bitcoin, Tapi Udah Bye-bye Sedikit fun fact buat kalian: Microsoft sebenernya bukan asing sama Bitcoin. Dari 2014 sampai 2018, mereka pernah terima pembayaran Bitcoin di toko online Xbox! Tapi sayangnya, mereka berhenti terima kripto pada 2018, mungkin karena volatilitas yang tinggi. Jadi, walaupun mereka kayaknya gak akan berinvestasi dalam waktu dekat, mereka udah pernah ada pengalaman dikit lah sama BTC. Kenapa Sih Gak Ada Bitcoin di Balance Sheet Mereka? Selain volatilitas, Microsoft mungkin ngerasa Bitcoin belum jadi kebutuhan penting di portofolio mereka. Bisa jadi, karena mereka perusahaan teknologi besar, mereka lebih nyaman invest di aset yang lebih stabil atau teknologi yang lebih langsung bisa dikembangin dalam ekosistem mereka sendiri, kayak AI. Apalagi, Microsoft punya uang tunai yang melimpah, jadi mungkin belum ada kebutuhan mendesak buat hedging lewat aset kayak Bitcoin. Kalau kalian berharap Microsoft bakal terjun ke dunia kripto, mungkin perlu bersabar. Meskipun mereka terbuka buat evaluasi aset, sepertinya mereka belum tertarik masuk ke Bitcoin secara serius. Jadi, Blockheads, mending jangan berharap terlalu tinggi ya — atau siapa tahu, Desember nanti ada plot twist yang seru! Gimana menurut kalian, Blockheads? Bakal keren gak kalau Microsoft punya Bitcoin di balance sheet mereka?
37 -
Blockheads siapa yang penasaran gimana institusi besar deep dive ke dunia blockchain tanpa ngorbanin privasi data alias private network tapi di jaringan blockchain, emang bisa? Nah, Chainlink baru aja meluncurkan teknologi keren buat jawab tantangan ini. Jadi kali ini kita bahas soal privacy-preserving tech yang baru diluncurin Chainlink khusus buat institusi keuangan. Pada 22 Oktober, Chainlink, yang udah terkenal sebagai jaringan oracle terdesentralisasi berbasis Ethereum, drop the new tech baru buat bantu institusi keuangan jaga privasi data mereka pas transaksi di jaringan blockchain. Ini penting banget, Blockheads, karena banyak institusi yang pengen masuk ke blockchain tapi takut datanya bocor. Chainlink ngenalin dua fitur privasi utama: Blockchain Privacy Manager dan CCIP Private Transactions. Kedua teknologi ini didesain biar transaksi di blockchain bisa tetap aman dan privat, dari ujung ke ujung. Artinya, institusi bisa nyambungin rantai blockchain privat mereka ke jaringan publik tanpa khawatir datanya diintip orang lain. ANZ Bank: Pelopor Teknologi Baru Ini Gak tanggung-tanggung, ANZ Bank, salah satu bank besar dari Australia dan Selandia Baru, jadi salah satu yang pertama nyobain teknologi baru ini. Mereka bakal pake teknologi Chainlink buat settlement (penyelesaian transaksi) Real World Assets (RWA) yang ditokenisasi lewat inisiatif Project Guardian di bawah Otoritas Moneter Singapura. Dengan bantuan Blockchain Privacy Manager, ANZ bakal bisa konekin rantai blockchain privat mereka dengan rantai publik atau privat lainnya lewat jaringan Chainlink. Gak cuma itu, teknologi ini juga bisa bikin sistem keuangan tradisional tersambung langsung ke blockchain privat. Praktis banget kan? Tradfi (keuangan tradisional) dan DeFi (keuangan terdesentralisasi) jadi makin nyambung! Transaksi Privasi: Kenapa Penting? Nah, kenapa sih institusi keuangan kayak ANZ peduli banget sama privasi blockchain? Menurut Chainlink, salah satu alasan utamanya adalah regulasi data kayak General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa. Regulasi ini mewajibkan semua transaksi antar-rantai blockchain privat harus punya privasi end-to-end. Mereka juga gak boleh sembarangan ngekspos data pas pindahin transaksi dari rantai privat ke rantai publik. Dengan fitur CCIP Private Transactions dari Chainlink, institusi bisa ngelindungin data transaksi, termasuk jumlah token dan identitas lawan transaksi, sambil tetep bisa bertransaksi antar-rantai blockchain. Jadi, selain data aman dari pihak luar, transaksi tetep lancar. Ini nih yang bikin banyak institusi mulai tertarik buat gabung ke blockchain! Masa Depan Blockchain: Lebih Banyak Institusi Gabung? Menurut Sergey Nazarov, salah satu co-founder Chainlink, privasi adalah kunci utama buat transaksi institusional di blockchain. Sekarang, dengan adanya teknologi privasi Chainlink, Nazarov yakin bakal ada ledakan adopsi blockchain di kalangan institusi keuangan. Gimana gak, teknologi ini gak cuma ngejamin privasi, tapi juga bikin transaksi lintas blockchain lebih aman dan sesuai regulasi. Kerja sama Chainlink dengan ANZ Bank ini jadi langkah awal yang besar. Mereka juga masih eksplorasi gimana teknologi ini bisa ngedukung transaksi-transaksi gede di banyak rantai blockchain dengan tetap memenuhi syarat kepatuhan dan hukum. Wah, jadi makin menarik ya ngeliat masa depan blockchain! Emang ya perkembangan teknologi blockchain gak pernah berhenti bikin kejutan. Chainlink dengan teknologi privasinya udah ngebuka pintu buat institusi keuangan masuk ke dunia DeFi dengan cara yang aman dan terjamin. Ini artinya, di masa depan kita bakal liat lebih banyak bank dan institusi besar nyebur ke blockchain, yang tentunya bakal ngeboost adopsi kripto secara global. Jadi, gimana menurut kalian? Apakah privasi bakal jadi game-changer yang bikin blockchain makin diadopsi oleh dunia keuangan tradisional?
43 -
Hey, Blockheads! Ada kabar seru lagi nih buat kalian Bitcoin hodler! Kali ini, kita bakal bahas soal Open Interest (OI) Bitcoin yang meledak sampai lebih dari $40 miliar saat BTC nyaris tembus $70 ribu. Apa sih artinya buat kita? Yuk, simak sampai habis! Bitcoin Derivatives Meroket: Apa Itu Open Interest? Pada 21 Oktober, CoinGlass mengumumkan kalau Open Interest (OI) di kontrak futures Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yakni $40,5 miliar. Buat yang belum paham, OI itu adalah nilai atau jumlah dari kontrak futures yang belum kedaluwarsa. Bisa dibilang, ini ukuran seberapa banyak duit yang diinvestasikan di derivatif Bitcoin saat ini. Semakin tinggi OI, artinya ada lebih banyak leverage yang dipakai di pasar. Nah, ini bisa bikin harga Bitcoin jadi makin fluktuatif, alias naik-turun gak karuan. Bayangin deh, kayak karet yang ditarik-tarik, bisa melenting jauh tapi juga bisa putus kapan aja. Pasar futures Bitcoin yang terbesar dipegang sama Chicago Mercantile Exchange (CME) dengan pangsa 30,7%. Disusul oleh Binance yang punya 20,4% dari total OI, dan Bybit yang gak ketinggalan dengan 15%. Gede juga, ya, peran bursa-bursa ini dalam ngegerakin market! Waktu OI lagi tinggi-tingginya kayak sekarang, pergerakan harga yang tajam bisa picu yang namanya “cascading liquidations.” Artinya, kalau harga Bitcoin tiba-tiba anjlok, banyak posisi leverage yang bakal kena likuidasi, dan ini bisa bikin para trader terpaksa jual Bitcoin mereka di pasar spot. Hasilnya? Harga Bitcoin bisa anjlok tajam, alias flush-out! Kejadian flush-out terakhir terjadi di awal Agustus, waktu harga BTC tiba-tiba nyungsep hampir 20% dalam dua hari, dari sekitar $62 ribu jadi di bawah $50 ribu. Pada 21 Oktober kemarin, harga Bitcoin sempat terbang tinggi sampai $69.380, nyaris tembus $70 ribu! Tapi sayangnya, Bitcoin gak berhasil nembus level resistance-nya, dan akhirnya mundur dikit jadi sekitar $69.033 waktu artikel ini ditulis. Meski begitu, BTC sekarang cuma beda 6,4% aja dari all-time high-nya yang ada di angka $73.738 menurut CoinGecko. Wah, makin dekat ke level tertinggi sepanjang masa nih! Kira-kira bakal berhasil tembus gak ya? Kalau berhasil, siap-siap liat altcoin kayak Ether dan Solana ngikut ngebut! Kabar baiknya, kalau Bitcoin berhasil rally di atas $70 ribu, ini bisa bikin altcoin kayak Ether (ETH) dan Solana (SOL) ikut “ngegas.” Pada 20 Oktober, Cointelegraph laporin kalau kenaikan harga BTC bisa jadi bahan bakar buat altcoin lainnya. Ether, misalnya, udah naik 3,5% ke $2.750, sementara Solana juga gak mau kalah dengan kenaikan 6%, nyaris sentuh $170 di awal trading 21 Oktober. Meski begitu, kedua aset ini udah balik turun sedikit. Sekarang ini, pasar kripto lagi dalam fase yang bikin jantung deg-degan, Blockheads! Dengan OI yang setinggi ini, potensi lonjakan harga yang besar atau bahkan crash yang tiba-tiba selalu ada. Buat kalian yang suka tantangan, sekarang ini bisa jadi waktu yang tepat buat mantau market dengan cermat. Kalau kamu tipe yang berani ambil risiko, bisa aja kamu nemuin peluang besar di tengah fluktuasi harga ini. Tapi kalau kamu lebih suka main aman, jangan lupa buat selalu siap dengan strategi keluar yang jelas.
41 -
Hey, Blockheads! Jepang ga bisa diem banget nih. Kali ini kita bahas soal janji politik yang bisa bikin para hodler senyum lebar di Jepang. Kenapa tuuu? Mari kita bahas! Janji Manis dari Yuichiro Tamaki: Potongan Pajak Kripto! Ketua Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP) di Jepang, Yuichiro Tamaki, baru aja bikin janji yang bikin telinga kita para penggemar kripto berdiri. Di postingan X (dulu Twitter) pada 20 Oktober, Tamaki menjanjikan bahwa jika terpilih, pajak keuntungan kripto bakal dipotong jadi cuma 20%! Wow, ini jauh lebih ringan dibandingkan aturan sekarang yang memperlakukan keuntungan kripto sebagai "miscellaneous income." Jadi, kalau kamu ngerasa pajak kripto seharusnya gak berat-berat amat, Tamaki bilang, "Pilih Partai Demokrat untuk Rakyat!" Kalau janji ini jadi kenyataan, pajak kripto di Jepang bakal selevel sama pajak keuntungan dari perdagangan saham, yaitu 20% aja. Tapi jangan terlalu terbawa mimpi dulu, Blockheads. Meski janji ini terdengar manis, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Soalnya, Partai DPP yang dipimpin Tamaki ini cuma punya 7 kursi dari total 465 kursi di Majelis Rendah Jepang, alias masih jauh dari mayoritas. Jadi, walaupun rencana ini keren, jalannya untuk jadi kenyataan masih panjang dan terjal. Nah, selain soal pajak, Tamaki juga janji bakal mempertimbangkan potongan pajak di sektor keuangan lainnya di masa depan. Tapi buat sekarang, dia fokus untuk ngebangun Jepang jadi pusat Web3 yang kuat. Mengapa Penting Potongan Pajak Kripto? Buat kalian yang belum tau, pajak kripto di Jepang sekarang bisa bikin kantong bolong! Keuntungan kripto dikenai pajak antara 15% sampai 55%, tergantung penghasilan pribadi. Buat yang penghasilannya lebih dari 40 juta yen (sekitar $268,000), pajaknya bisa tembus 55%! Sedangkan, keuntungan dari saham cuma kena pajak maksimal 20%. Selain itu, buat perusahaan yang pegang kripto, ada juga pajak flat sebesar 30% di akhir tahun finansial, walaupun mereka belum jual asetnya. Ini bikin para pengusaha kripto jadi pusing tujuh keliling! Dengan rencana potongan pajak ini, Tamaki pengen bikin Jepang lebih kompetitif di dunia kripto dan Web3. Apalagi, pasar kripto global semakin berkembang pesat dan Jepang gak mau ketinggalan. Jepang bakal gelar pemilu pada 27 Oktober nanti, dan DPP bakal berusaha keras buat nambah kursi mereka di parlemen. Berdasarkan survei dari media lokal Mainichi, Partai Liberal Demokrat (LDP) dan partner koalisinya, Komeito, diprediksi masih bakal memegang mayoritas kursi di parlemen. Tapi DPP punya peluang buat nambah kursi mereka, mungkin dari 7 jadi sekitar 20 kursi. Yah, meskipun belum cukup buat dominasi, tapi ada harapan lah buat makin berpengaruh. Masa Depan Pajak Kripto di Jepang: Cerah atau Suram? Jelas banget kalau janji Tamaki ini disambut antusias sama komunitas kripto, terutama buat mereka yang ngerasa pajak kripto sekarang terlalu mencekik. Potensi pengurangan pajak ini juga bisa jadi magnet buat investor asing buat masuk ke Jepang dan bikin ekosistem Web3 Jepang makin hidup. Tapi ya, Blockheads, jangan lupa buat tetap realistis. Meski rencana ini bagus di atas kertas, pelaksanaannya bakal butuh waktu dan dukungan politik yang kuat. Apalagi, perubahan undang-undang pajak pastinya gak bisa langsung kelar dalam semalam. Jadi, gimana menurut kalian, Blockheads? Apakah janji potongan pajak kripto ini bakal bikin kalian lebih optimis sama masa depan kripto di Jepang? Atau kalian ngerasa ini cuma janji-janji politik yang bakal sulit diwujudkan? Apapun pandangan kalian, yang jelas, perkembangan ini menarik buat diikuti. Siapa tahu, ini bisa jadi langkah awal buat negara-negara lain ngikutin jejak Jepang dan bikin pajak kripto jadi lebih bersahabat. Kalau beneran kejadian, tentu aja ini bakal jadi angin segar buat para trader dan hodler di seluruh dunia! Jangan lupa untuk selalu stay tuned di sini buat update terbaru seputar dunia kripto! Sampai ketemu di artikel berikutnya, Blockheads!
41 -
Hey Blockheads! Siapa nih yang nggak pengen cuan cepet dari crypto? Tapi cerita kali ini bakalan bikin kalian geleng-geleng kepala. Ada seorang trader misterius yang bikin untung gila-gilaan dari modal kecil banget di dunia memecoin! Siapin cemilan dulu, yuk simak ceritanya! Bayangin, ada trader yang cuma modalin $3.000 (sekitar 45 juta rupiah) ke token berbasis Solana bernama Numogram (GNON) dan dalam waktu tiga hari doang, cuan yang dia dapetin tembus $9 juta (sekitar 135 miliar rupiah)! Iya, nggak salah baca, Blockheads. Ini bener-bener contoh gimana dunia crypto bisa bikin orang kaya mendadak. Nah, aksi trading ini pertama kali diungkap oleh firma intelijen blockchain Lookonchain lewat postingan di X (Twitter) pada 20 Oktober. Mereka bilang, "Orang ini berhasil ngubah $3K jadi $9M dalam 3 hari aja, dengan return 3.000 kali lipat! Dia beli 56 juta $GNON lewat 3 dompet, lalu jual sebagian kecilnya." Apa Itu GNON? GNON ini adalah memecoin dengan kapitalisasi pasar rendah yang baru diluncurin pada 17 Oktober. Saking nggak terkenalnya, harganya bisa naik drastis setelah mulai diperdagangkan di platform khusus memecoin bernama Moonshot pada 19 Oktober. Platform ini lagi hits di kalangan trader retail pemula yang doyan nyari token receh yang bisa meledak nilainya. Tapi ya, Blockheads, kalian juga harus hati-hati. Kayak kebanyakan memecoin lainnya, rally GNON ini nggak punya pondasi kuat alias murni cuma ngandelin hype dan spekulasi di media sosial. Kalo hype-nya mereda, ya siap-siap aja harga tokennya juga ikut turun. Kenapa sih memecoin bisa begitu booming? Menurut Hao Yang, kepala produk keuangan di Bybit Exchange, memecoin ini kayak musik punk rock di era dulu—jadi semacam bentuk "protes" dari generasi muda yang ngerasa kesempatan hidupnya nggak sebanyak generasi sebelumnya. "Kesuksesan memecoin ini kayak punk rock, sebagai gejala generasi muda yang kecewa karena melihat kesempatan yang dulu dinikmati orang tua mereka sekarang hilang," kata Hao Yang ke Cointelegraph. Nggak cuma itu, Hao juga bilang bahwa keberadaan memecoin yang bisa mencapai valuasi miliaran dolar menunjukkan betapa "absurd"-nya sistem keuangan kita saat ini. Dengan gampangnya token baru tercipta dan kemudian pump nilainya to the moon, banyak yang jadi berpikir ulang soal sistem fiat yang ada sekarang. Meski GNON dan memecoin lainnya keliatannya cuma tren sesaat, tapi ada dampak positifnya juga buat Solana (SOL). Banyak trader yang memprediksi harga SOL bisa naik sampai $180 karena permintaan memecoin yang terus meningkat. Jadi, buat kalian yang suka mantau perkembangan Solana, mungkin ini bisa jadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu. Cerita trader misterius ini emang menggiurkan, tapi kita tetap harus hati-hati ya, Blockheads. Memecoin bisa bikin orang kaya mendadak, tapi risikonya juga nggak kalah gede. Jangan cuma ikut-ikutan beli token karena hype, tapi coba riset dulu biar nggak kejebak rugi. Jadi, gimana menurut kalian? Ada yang pernah nyoba hoki di dunia memecoin kayak trader satu ini? Atau malah udah kapok gara-gara rungkad? Sampai ketemu di cerita crypto berikutnya, Blockheads!
22 -
Hey Blockheads! Pasti kalian udah sering denger kan tentang meme coin yang kadang bikin kaya mendadak, tapi kadang juga rungkad? Nah, kali ini kita mau bahas tentang meme coin yang dipromosiin sama Andrew Tate, yang ternyata malah bikin banyak orang nyungsep! Jadi gini, Andrew Tate, sosok kontroversial di media sosial, ikut nimbrung di dunia crypto dengan endorse lebih dari 10 token meme coin. Tepatnya, dia mulai promosiin meme coin berbasis Solana pada 7 Juni. Tapi, sayangnya, sebagian besar token yang dia dukung itu, sekarang nilainya turun drastis—banyak yang anjlok sampe 99%! Sebuah unggahan di X (Twitter) dari Bubblemaps pada 19 Oktober mengungkap hal ini. Salah satu contohnya adalah $GER (Germany Token), yang harganya langsung terjun bebas 99% cuma dalam waktu dua bulan setelah endorse dari Tate. Waduh! Kita semua tahu kalau meme coin emang terkenal karena harganya yang super fluktuatif. Kadang ada trader yang hoki banget dan bisa dapet keuntungan besar dalam waktu singkat. Contohnya, ada trader yang bisa cuan lebih dari $9 juta dalam tiga hari gara-gara invest di token Solana bernama Nomogram (GNON). Tapi ya, risiko rugi juga gak main-main. Nah, di sisi lain, Tate ini bukan satu-satunya selebriti yang ikutan endorse token berbasis Solana. Beberapa nama lain kayak 50 Cent, Caitlyn Jenner, dan Iggy Azalea juga pernah ikut mempromosikan token-token ini. Tapi ya gitu deh, kebanyakan nilai token yang mereka endorse juga ikutan anjlok. Salah satu token yang dipromosiin Andrew Tate adalah Roost (ROOST). Mantan juara kickboxing dunia ini sering banget pamerin token tersebut lewat postingan di media sosialnya. Tapi sayangnya, harga token ini langsung jeblok gak lama setelah promosi tersebut. Menurut investigasi yang dibagikan Coffeezilla pada 19 Oktober, token Roost sekarang udah turun lebih dari 90%. “Roost sekarang turun lebih dari 90%. Dompet kas Roost diretas, jadi komunitas tersebut benar-benar tertipu. Dan yang lebih parah, orang yang diretas itu anonim.” kata Coffeezilla. Gak lama setelah video investigasi itu, Andrew Tate malah nulis sesuatu yang bikin alis kita semua naik. Dia bilang kalau dia punya "kekuatan buat nge-pump harga token sesuka hati." Kalau beneran, berarti dia ngaku secara terang-terangan punya kekuatan buat manipulasi pasar crypto, lho! Meme coin lainnya yang dipromosiin sama Tate juga ikut-ikutan jatuh, seperti Fuck Tristan (FTRISTAN), TopG (TOPG), RNT (RNT), dan Daddy Tate (DADDY). Bahkan token DADDY ini sempet bikin heboh dengan tuduhan insider selling di bulan Juni. Tapi, token ini sempet ngalahin market cap token Mother Iggy (MOTHER) yang dipromosiin Iggy Azalea pada 13 Juni. Jujur aja nih, Blockheads, tren celeb-endorsed meme coins ini malah jadi bikin orang makin skeptis sama crypto. Banyak dari token yang dipromosiin selebriti ini ternyata cuma bertahan sebentar, terus nilainya anjlok dalam hitungan minggu. Laporan dari Slorg, analis crypto di X, nunjukin kalau lebih dari 30 token yang diluncurkan di Solana pada bulan Juni harganya udah turun minimal 73,23%. Bahkan, setengah dari mereka udah turun lebih dari 99%! ???? Dan ini bukan cuma soal Andrew Tate aja, lho. Token-token yang dipromosiin Caitlyn Jenner, Timeless Davido, dan Rich The Kid juga ambruk parah di minggu pertama peluncurannya, turun lebih dari 66%. Khamzat Chimaev, petarung UFC, juga sempet kena tuduhan insider selling buat tokennya, SMASH, karena timnya ketahuan beli sampe 78% dari total suplai token itu. Buat kalian yang demen spekulasi di dunia crypto, cerita ini jadi reminder penting. Meskipun meme coin keliatannya bisa kasih cuan gede, tapi risikonya juga segede itu. Kalau terlalu banyak hype tanpa fundamental, siap-siap aja deh kalau harga token malah nyungsep abis. Dan inget ya, jangan cuma tergiur karena selebriti favorit kalian ikut endorse. Lakukan riset sebelum ikutan tren, biar gak nyesel di kemudian hari! Gimana menurut kalian, Blockheads? Apa kalian masih tertarik sama meme coin atau udah kapok?
45 -
Kabar kali ini datang dari dunia stablecoin dan kali ini ada omongan menarik dari salah satu petinggi di Federal Reserve Amerika Serikat. Kebayang gak, kalau ternyata stablecoin bisa bawa manfaat buat sistem keuangan global kita? Tanggal 18 Oktober lalu, Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, ngomong di depan audiens di Institute of Advanced Studies. Dia bilang kalau stablecoin yang diatur dengan baik bisa ngasih manfaat buat sistem keuangan yang ada sekarang. Menurut Waller, stablecoin bisa ngurangin ketergantungan kita sama perantara pembayaran, alias bisa bikin biaya pembayaran jadi lebih murah, terutama di level global. Tapi, jangan seneng dulu. Waller juga langsung kasih catatan penting kalau keamanan dari stablecoin itu gak otomatis terjamin. "Kalau bisa bikin aturan yang tepat buat ngurangin risiko dan mencegah penggunaan stablecoin buat hal-hal negatif, stablecoin bisa jadi aset yang aman di berbagai platform trading baru,” kata Waller. Stablecoin vs. TradFi: Bisa Jalan Bareng! Nah, ada satu poin menarik lagi dari Waller nih, Blockheads. Dia bilang kalau dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi) sebenarnya gak perlu ngegantiin sistem keuangan tradisional (TradFi). Bahkan, dia yakin DeFi dan stablecoin bisa hidup berdampingan dan saling menguntungkan. Ini mirip dengan pendapat beberapa anggota parlemen AS yang melihat stablecoin sebagai cara buat memperpanjang dominasi dolar AS di pasar global. Stablecoin: Kunci Buat Mempertahankan Hegemoni Dolar AS? Ngomong-ngomong soal dominasi dolar, ada artikel yang terbit di The Wall Street Journal bulan Juni lalu, ditulis oleh Paul Ryan, mantan Ketua DPR Amerika Serikat. Di artikel itu, Ryan bahas bagaimana stablecoin bisa bantu meredam krisis utang yang makin parah. FYI nih, utang nasional Amerika udah nyentuh angka lebih dari $35 triliun! Bahkan dalam dua minggu terakhir aja, utangnya nambah $500 miliar. Ryan yakin kalau stablecoin bisa bikin permintaan untuk US Treasurys dan dolar AS makin tinggi, yang ujung-ujungnya bikin dolar tetap kuat di tengah persaingan sama yuan Cina dan terus jadi mata uang cadangan global. Tahun ini, ada juga upaya dari beberapa senator buat ngatur stablecoin lebih jelas lagi. Contohnya, Senator Bill Hagerty ngeluarin Clarity for Payment Stablecoins Act bulan Oktober, yang ngembangin RUU stablecoin dari Representative Patrick McHenry tahun 2023. Perubahan paling penting di RUU ini adalah aturan stablecoin yang bisa diatur di level negara bagian dan penghapusan pasal yang menyebut stablecoin sebagai sekuritas. Meskipun banyak upaya buat ngatur stablecoin, nyatanya Amerika Serikat masih agak ketinggalan dalam adopsi stablecoin. Menurut laporan terbaru dari Chainalysis, market share transaksi stablecoin di bursa yang diatur di AS turun di bawah 40% pada tahun 2024 ini. Sementara itu, transaksi stablecoin di bursa luar negeri malah naik jadi 60% tahun ini. Apa Artinya Buat Dunia Crypto? Buat kalian, Blockheads yang ngefans sama crypto, ini jadi tanda kalau stablecoin punya potensi besar, tapi tetap butuh aturan yang jelas biar aman. Di satu sisi, stablecoin bisa bikin biaya transaksi lebih murah dan nyambungin dunia TradFi sama DeFi. Tapi, di sisi lain, kalau gak diatur dengan benar, risikonya juga gak bisa dianggap remeh. So, menurut kalian, apa stablecoin bisa beneran jadi solusi buat masalah keuangan global atau cuma hype sesaat?
35