Blockheads, hari minggu gini enaknya kita back-to-basic biar seru. Setelah kemarin bahas tentang Blockchain, sekarang kita bahas industri yang menggunakan teknologi blockchain itu, yaitu Cryptocurrency dan bagaimana sih hubungan dengan blockchain. Cryptocurrency Cryptocurrency adalah sebuah bentuk mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan dan memverifikasi transaksi. Cryptocurrency umumnya bersifat desentralisasi, artinya tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh otoritas pusat seperti pemerintah atau bank. Namun, penting untuk kita tahu bahwa beberapa mata uang kripto bersifat tersentralisasi (terpusat) dan berada di bawah kendali satu entitas. Walaupun begitu, semuanya terhubung dalam jaringan “blockchain,” yang dikenal tidak terpusat atau desentral. Cryptocurrency juga mengandalkan jaringan peer-to-peer, dimana pengguna dapat mengirim dan menerima pembayaran secara langsung, tanpa perantara. Jenis-Jenis Cryptocurrency Sama seperti uang fiat, Cryptocurrency juga memiliki berbagai jenis didalamnya. Kita sering mendengar tentang Bitcoin, karena Bitcoin adalah pelopor awal cryptocurrency. Seiring dengan perkembangan dunia kripto yang semakin diminati oleh masyarakat, bermunculan beberapa koin yang disebut sebagai alternatif coin (altcoin) seperti Binance, Ethereum, Cardano, XRP, dan lainnya. Blockheads yang penasaran buat lihat harga, grafik, dan kapitalisasi pasar kripto, boleh cek di CoinMarketCap atau CoinMarketCap Indonesia, ya. Hubungan Cryptocurrency dengan Blockchain Kita sudah tahu sebelumnya, bahwa blockchain adalah teknologi yang memungkinkan penyimpanan dan pengiriman data secara terdesentralisasi, transparan, aman, dan tidak dapat diubah. Di sisi lain, cryptocurrency adalah salah satu aplikasi dari teknologi blockchain, yang berfungsi sebagai mata uang digital yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan dan memverifikasi transaksi. Setiap transaksi yang dilakukan dengan cryptocurrency akan dicatat dalam blockchain, yang berisi catatan historis dari semua transaksi sejak awal. Blockchain dan cryptocurrency saling mendukung dan bergantung satu sama lain. Tanpa blockchain, cryptocurrency tidak akan memiliki kepercayaan dan validitas. Tanpa cryptocurrency, blockchain juga tidak akan memiliki insentif dan partisipasi. Sampai sini, siapa yang udah mulai atau semakin tertarik dengan dunia kripto? Coba dong share ke kita Blockheads!
Daftar Artikel - Belajar Blockchain
-
250
-
Di tahun 2023 pasti sudah banyak yang sering dengar istilah Blockchain, meskipun beberapa orang ada yang belum paham secara lebih dalam. Nah, buat Blockheads yang masih bingung tentang apa sih "Blockchain" itu? Pas banget nih kita bakal bahas di tulisan kali ini. Blockchain Blockchain adalah teknologi canggih untuk menyimpan data digital seperti data transaksi secara aman, transparan dan tidak dapat diubah. Seperti sifat dasarnya yaitu (transparansi, kecepatan, keamanan dan desentralisasi). Teknologi ini beda dari yang lain karena Blockchain terkoneksi menggunakan kriptografi, seperti kode rahasia gitu. Blockchain sendiri terdiri dari "block" (kelompok), dan "chain" (rantai). Inilah yang membentuk blok-blok yang saling terhubung untuk melakukan transaksi, seperti yang dilansir dari Synopsys. Banyak orang yang mengira teknologi ini sejak awal dicetuskan Satoshi Nakamoto sang pencipta Bitcoin. Padahal, ide awalnya justru dari Stuart Haber dan Scott Stornetta dalam jurnal mereka "Journal of Cryptography: How to Time-Stamp a Digital Document" tahun 1991. Blockheads ada yang udah baca jurnal ini? Setelah itu barulah Satoshi Nakamoto merancang Blockchain untuk digunakan dalam Bitcoin yang dikembangkan sekitar tahun 2009. Baca Juga: Teknologi Blockchain dan AI Bisa Bikin Umur Manusia Lebih Panjang? Blockchain juga bisa disebut sebagai buku besar digital yang tidak dikendalikan oleh otoritas pusat, tetapi disebarluaskan dan disepakati oleh banyak komputer yang terhubung. Artinya, tidak ada pihak yang bisa mengutak-atik apapun. Semua perubahan memerlukan persetujuan dari semua komputer yang terlibat. Mengapa Blockchain Penting? Karena bisa menghindari kebohongan, wah gimana itu? Seperti yang dijelaskan diatas, blockchain seperti buku besar digital yang tidak dikendalikan dan tidak dapat diubah sembarangan. Misalnya di dunia kripto, teknologi ini seperti buku besar digital akan mencatat kronologis transaksi, jadi semua orang bisa lihat, termasuk kita. Data blockchain publik, contohnya Bitcoin dan ETH, bisa dilihat di situs blockchain.com atau Etherscan.io. Selain di kripto, blockchain juga bisa digunakan di banyak sektor seperti properti, kuliner, kesehatan, ritel, keuangan bahkan pemerintah. Contohnya di sektor properti, pembeli dan penjual melakukan transaksi, ketika tidak menggunakan blockchain, mungkin salah satu pihak bisa saja berbohong seperti transaksi gagal, atau transaksi belum diterima. Meski pake pihak ketiga buat kontrol, tetap ada risiko jika data pusat diserang. Solusinya? Blockchain bikin sistem terdesentralisasi yang kuat buat catat transaksi. Di properti, dia bikin buku besar buat pembeli dan penjual. Setiap transaksi butuh persetujuan dari keduanya dan langsung di-update di buku besar masing-masing secara real time. Blockheads, gimana penjelasan kali ini? semoga mudah dipahami ya. Nanti, kalo orang-orang lagi bahas blockchain kalian jadi bisa ikutan diskusi deh. Sampai ketemu di tulisan selanjutnya Blockheads!
88 -
Blockheads, kamu tahu nggak, pada tahun 2014, ada pertukaran kripto terkenal Bitcoin yaitu Mt. Gox yang kebobolan dan kehilangan $460 juta. Terus, tahun 2021, peretas sukses mencuri $600 juta dari proyek DeFi Poly Network. Walaupun sebagian dana dikembalikan, kasus ini tunjukin kalau cryptocurrency gak luput dari serangan dan membuat pengguna khawatir dengan keamanan kripto sendiri. Akan tetapi, sebenarnya peretasan Mt. Gox dan Poly Network tidak menargetkan blockchain Bitcoin. Blockchain Bitcoin adalah sistem yang sangat aman yang dilindungi oleh kriptografi. Peretasan tersebut menargetkan pertukaran cryptocurrency, yang menyimpan dana pengguna. Pertukaran kripto sering kali menjadi target peretas karena biasanya pengguna menyimpan sejumlah besar dana dalam satu tempat. Keamanan Bitcoin Soal keamanan Bitcoin, dia sangat bergantung pada desentralisasi. Makin banyak peserta seperti penambang dan node online, maka semakin sulit buat entitas jahat mengambil alih jaringan. Salah satu ancaman potensial terhadap jaringan Bitcoin adalah serangan 51%. Jika seorang penambang menguasai lebih dari 50% kekuatan jaringan, mereka dapat menciptakan salinan palsu dari cryptocurrency yang ada, lalu menggelembungkan pasokan dan merusak nilai mata uang. Namun, serangan 51% terhadap jaringan Bitcoin sangat sulit dilakukan karena membutuhkan daya yang sangat besar dan biaya yang tidak masuk akal bagi penyerang. Algoritma bukti kerja Bitcoin memerlukan sumber daya yang banyak, sehingga tidak ekonomis bagi peretas. Nah, Bagaimana Cara Untuk Melindungi Bitcoin mu? Untuk saat ini, terus pake praktik keamanan internet terbaik. Buat kata sandi yang kuat, jangan bagi kredensial atau data pribadi ke orang asing, dan aktifkan autentikasi dua faktor buat akun pertukaran crypto yang kamu percayai. Kamu juga harus berhati-hati kalau ada transaksi yang ngaku-ngaku pake nama bitcoin, apalagi jika jumlahnya besar dan terlihat "too good to be true." Karena seringkali yang terlihat "bagus" di depan mesti dicek ulang kebenarannya. Mengelola aset diri (self-custody) tidak mudah bagi banyak orang. Jika Blockheads menyimpan Bitcoin di pertukaran kripto, pilihlah pertukaran yang punya reputasi baik dan menerapkan praktik keamanan yang kuat. Bitcoin memang termasuk mata uang digital yang aman, tapi bukan berarti bebas dari serangan. Buat teman-teman Blockheads yang punya Bitcoin atau koin kripto lain, ingat istilah populer sekarang DYOR (Do Your Own Research), artinya rajin riset sendiri sebelum terjun ke dunia cryptocurrency. Semangat, Blockheads!
95
- 1
- 2